Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Kota Tikrit di Irak menyimpan sejarah kental akan keberadaan Saddam Hussein. Kota tersebut adalah kampung halaman dari mantan Presiden Irak yang tertangkap 19 tahun lalu, atau tepatnya 13 Desember 2003 menyusul jatuhnya Irak setelah diserbu pasukan Sekutu dipimpin Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saddam kemudian dihukum mati oleh pengadilan di Baghdad pada 30 Desember 2006. Bagaimanakah kondisi Tikrit kini?
Kota Tikrit dan Saddam Hussein
Tikrit terletak sekitar 100 mil atau sekitar 160 km di utara Baghdad. Tempat yang juga menjadi kota asal mantan diktator Irak Saddam Hussein itu
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tikrit merupakan ibu kota Provinsi Salahuddin dan terletak di tepi Sungai Tigris atau sekitar 130 kilometer sebelah utara Bagdad. Beberapa istana Saddam Hussein berada di kota tersebut. Disamping itu, semua pendukung diktator yang tewas ditembak itu dipercaya memainkan peran kunci di negara tersebut.
Pada Juni 2014, kelompok teroris ISIS sempat menyerang dan menguasai Tikrit. Sejak itu, mereka menggunakan kompleks istana di Tikrit yang dibangun pada masa pemerintahan Saddam Hussein sebagai markas pertahanan.
Saddam Hussein (REUTERS)
Kondisinya Selepas Saddam Hussein Dihukum Gantung
Selepas kepergian Saddam Hussein, Tikrit sempat jatuh ke dalam berbagai serangan dan pengeboman. Contohnya yang terjadi pada 2010 silam.
Saat itu Serangan beberapa bom menghancurkan rumah seorang komandan senior polisi Irak. Kejadian itu menewaskan sedikitnya 11 orang di utara kota Tikrit, kampung halaman sang diktator Saddam Hussein.
Sebagaimana dikutip dari Reuters, Mayor Dawood Sulaiman yang berada di lokasi kejadian menerangkan bahwa para penyerang menanam bom dan meninggalkan sebuah motor di dekat rumah Letnan Kolonel Qais Farhan, komandan polisi unit darurat di Tikrit.
Akibat ledakan tersebut, disebutkannya bahwa terdapat empat orang juga terluka akibat ledakan itu, termasuk kolonel Farhan. Yang tewas termasuk tiga bocah dan empat perempuan, semuanya adalah kerabat sang komandan polisi. Rumahnya tampak hancur berkeping. Polisi, tentara dan kekuatan pertahanan sipil siang tadi masih mencari korban di bawah reruntuhan.
Secara keseluruhan kekerasan sektarian di Irak telah...
Secara keseluruhan kekerasan sektarian di Irak telah menurun sejak sempat naik pada 2006 dan 2007 setelah invasi yang dipimpin Amerika Serikat pada 2003. Tapi serangan-serangan mematikan dan pemboman terus terjadi secara rutin.
Selain itu pada 2015 silam, Bala tentara pemerintah Irak terus-menerus menggempur Kota Tikrit dengan roket dan mortir. Hal itu sebagai disebut sebagai satu-satunya upaya untuk memaksa kelompok bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah alias ISIS supaya hengkang dari kota kelahiran bekas presiden Saddam Hussein itu.
Irak sangat berkepentingan merebut kembali Tikrit kala itu. Selain menjadi kunci menghancurkan benteng pertahanan ISIS di kota tersebut, langkah tersebut untuk merebut kembali sepertiga wilayah di Irak dan Suriah yang mereka caplok.
Pasukan Irak dan aliansi pendukungnya dari milisi Syiah untuk pertama kalinya memasuki Tikrit pada Rabu, 11 Maret 2015, melalui jalur utara dan selatan. Pada Kamis, 12 Maret 2015, Menteri Pertahanan Irak Khalid al-Obeidi mengunjungi pasukannya di Tikrit.
Sejumlah pasukan Irak dan militan Syiah melakukan konvoi di kota Tikrit setelah berhasil menaklukan Negara Islam (ISIS). dailymail.co.uk
"Kunjungan kami bertujuan mendukung semangat pasukan dan mengucapkan selamat kepada mereka atas kemenangan yang dicapai." ujar Khalid al-Obeidi kala itu. Komandan operasi militer di Salahuddin, Letnan Jenderal Abdul-Wahab al-Saadi juga menambahkan bahwa operasi militer tidak akan berhenti sampai ISIS keluar dari seluruh wilaya tersebut "Operasi militer masih terus berlanjut hingga seluruh wilayah Provinsi Salahuddin dibebaskan."
Amerika Serikat sangat menaruh perhatian terhadap sejumlah laporan yang menyebutkan milisi Syiah telah membakar gedung saat mereka menggempur Tikrit. Namun sejumlah pejabat AS tak bersedia memberikan konfirmasi mengenai serangan ke basis pertahanan ISIS tersebut.
Pejabat AS yang tak disebutkan namanya menyatakan mereka mengikuti masalah Tikrit dari dekat, termasuk melalui siaran video yang diunggah di media sosial. Namun sulit mengatakan siapa di balik pembakaran gedung tersebut, apakah milisi Syiah atau ISIS.
Pejabat AS menuturkan korban sipil yang tewas di sana sangat sedikit...
"Apa yang kami ketahui adalah rumah dan gedung di sana dilalap api" ujar salah satu pejabat AS yang enggan disebutkan namanya. Dia menuturkan rasanya korban sipil yang tewas di sana jumlahnya sangat sedikit karena mereka meninggalkan kota tersebut sebelum menjadi medan laga.
AS menyatakan Baghdad tidak membutuhkan bantuan serangan udara dari AS dan sekutunya untuk melakukan gempuran di Tikrit. Sebaliknya, negeri ini mendapatkan dukungan dari tetangganya, Iran, guna melakukan serangan darat. "Bahkan Teheran telah mengirimkan komandan pasukan elite Garda Revolusi untuk mengawasi dari dekat pertempuran di sana." tambah pejabat tersebut.
Tikrit pada 2022
Pada 2022 ini, Tikrit sudah pulih dan bahkan bangkit. Pada 16 November 2022 lalu, Pusat Pelatihan Kejuruan di Tikrit secara resmi dibuka oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Sosial, Kegubernuran Salahuddin, Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) dan Republik Federal Jerman. Hal itu sebagaimana dikutip dari laman iraq.un.org atau PBB Irak.
Fasilitas yang dibangun pada 2009 di Tikrit ini merupakan pusat penting untuk keterampilan kejuruan di Irak karena menjangkau lebih dari 2.500 orang setiap tahunnya. Fasilitas tersebut terdiri dari bangunan utama yang berisi delapan bengkel untuk kursus pelatihan dan kantor administrasi. Selama pembebasan dari ISIS, sebagian besar bengkel mengalami kerusakan parah.
Namun sejak 2015, melalui Fasilitas Pendanaan untuk Stabilisasi, UNDP telah menyelesaikan sekitar 3.400 proyek stabilisasi di seluruh wilayah Anbar, Diyala, Kirkuk, Ninewa, dan Salahuddin. Program ini juga telah mendukung pemulangan yang aman dan bermartabat bagi lebih dari 4,9 juta pengungsi Irak ke tempat asalnya.
Catatan Redaksi :
Artikel ini mengalami perbaikan pada judul sebagai peningkatan akurasi. Terima kasih.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Baca juga : Erdogan: Serangan Turki ke Irak dan Suriah Baru Permulaan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.