Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Protes Rasisme, Mengenal Sosok Cecil Rhodes dari Inggris

Unjuk rasa anti-rasisme di Amerika Serikat telah menyebar ke Inggris. Demonstran meminta patung Cecil Rhodes dicopot.

10 Juni 2020 | 15.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Cecil Rodhes, pengusaha asal Inggris yang mendapat kekayaan dari pertambangan di Afrika. Sumber: en.wikipedia.org

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Inggris diwarnai unjuk rasa pada akhir pekan lalu menuntut agar patung Cecil Rhodes diturunkan. Protes itu buntut dari gelombang protes anti-rasisme di Amerika Serikat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Unjuk rasa menuntut patung Rhodes diruntuhkan bukan yang pertama kali terjadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Situs reuters.com mewartakan pada 2015 mahasiswa di Afrika Selatan pernah melakukan protes, di mana gerakan ini disebut ‘Rhodes Must Fall’. Protes itu menunjukkan hasil ketika Universitas Cape Town di Afrika Selatan akhirnya menurunkan patung Cecil Rhodes pada tahun itu.

Lebih dari seribu orang berunjuk rasa di depan universitas oxford meminta agar patung cecil Rhodes dipindahkan. Tuntutan itu bagian dari gelombang protes anti-ras. Sumber: Reuters UK

Cecil Rhodes adalah seorang pengusaha asal Inggris yang mendapatkan pundi-pundi kekayaan dari usaha pertambangan di Afrika Selatan. Rhodes bisa dibilang sosok sentral di projek penjajahan Inggris di Afrika bagian selatan.

Rhodes bahkan sampai menjadikan namanya sebuah negara, Rhodes – sekarang menjadi Zimbabwe. Dia juga mendirikan kerajaan bisnis berlian De Beers.

Rhodes mendapatkan harta kekayaan dengan mengeksploitasi pertambangan-pertambangan di benua Afrika. Dia mengamankan kekuasaan melalui perang kekaisaran dan membuka jalan bagi apartheid dengan keyakinan dan kebijakannya dengan melakukan pemisahan ras.

Lebih dari seribu orang berunjuk rasa di depan universitas oxford meminta agar patung cecil Rhodes dipindahkan. Tuntutan itu bagian dari gelombang protes anti-ras. Sumber: Reuters India

Rhodes diterima di Oriel Collage di Universitas Oxford, namun dia hanya berkuliah di sana selama satu semester. Pada 1873 dia memilih ke Afrika Selatan dan lama tak kembali ke Inggris sehingga membuat pendidikannya terbengkalai.

Di hari tuanya, Rhodes memiliki banyak harta kekayaan. Dia lalu menyalurkan kekayaannya itu dengan mendirikan Beasiswa Rhodes sehingga membuat lebih dari 8 ribu mahasiswa dari berbagai negara bisa kuliah di Universitas Oxford dalam satu abad terakhir.   

Rhodes meninggal pada usia 48 tahun karena gagal jantung. Dia tidak menikah. Dia pernah mengatakan banyak pekerjaan yang harus ditanganinya sehingga membuatnya selalu sibuk.        

Patung Rhodes berdiri menghadap ke Oriel Collage, High Street, Oxford, Inggris. Patung itu sekarang dikecam demonstran dan minta agar diturunkan.

Akan tetapi, banyak akademisi dan tokoh publik yang menentang penurunan patung Rhodes dengan alasan menggambarkan nilai sejarah. Pembuatan patung itu bahkan sebagian didanai dari kocek Rhodes.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus