Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Putin Ancam Gunakan Semua Senjata Jika Ukraina Dapat Nuklir

Putin mengatakan Rusia akan menggunakan semua senjatanya jika Ukraina mendapat pasokan senjata nuklir.

29 November 2024 | 10.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan menggunakan semua senjata dalam perang melawan Ukraina. Putin mengatakan bahwa Rusia akan menggunakan semua senjata yang dimilikinya untuk melawan Ukraina jika Kyiv memperoleh senjata nuklir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

The New York Times melaporkan minggu lalu bahwa beberapa pejabat Barat yang tidak disebutkan namanya telah menyarankan kepada Presiden AS Joe Biden agar memberikan senjata nuklir kepada Ukraina sebelum ia meninggalkan jabatannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Jika negara yang pada dasarnya sedang berperang dengan Rusia sekarang menjadi kekuatan nuklir, apa yang akan dilakukan? Kami akan menggunakan semua, saya ingin menekankan ini, tepatnya semua cara penghancuran yang bisa dilakukan oleh Rusia. Semuanya, kami tidak akan mengizinkannya. Kami akan mengawasi setiap gerakan mereka”, kata Putin saat konferensi pers di Astana, Kazakhstan, seperti dilansir dari Al Arabiya.

“Jika secara resmi seseorang mentransfer sesuatu, maka itu berarti pelanggaran terhadap semua komitmen nonproliferasi yang telah mereka buat,” kata Putin.

Putin juga mengatakan secara praktis tidak mungkin bagi Ukraina untuk memproduksi senjata nuklir. Ukraina bisa saja membuat bom kotor, bom konvensional yang dicampur dengan bahan radioaktif untuk menyebarkan kontaminasi. Bila itu yang dilakukan oleh Ukraina, maka Rusia akan menanggapi dengan tepat.

Rusia telah berulang kali mengatakan bahwa Ukraina mungkin menggunakan bom yang telah dicampur radioaktif. Tidak ada bukti dari pernyataan Rusia itu.

Ukraina mewarisi senjata nuklir dari Uni Soviet setelah runtuh pada 1991. Ukraina menyerahkan senjata nuklir ini berdasarkan perjanjian 1994, Memorandum Budapest, sebagai imbalan atas jaminan keamanan dari Rusia, Amerika Serikat, dan Inggris.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah berulang kali mengeluh bahwa tindakan tersebut membuat negaranya tidak aman. Ia beralasan ketidakamanannya itu membuat keanggotaan Ukraina di NATO harus segera dipertimbangkan.

Pilihan editor: Top 3 Dunia: Israel Larang Warga Lebanon Pulang hingga Elon Musk Hentikan WFH Pegawai Federal

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus