Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Putra akokoro ke kampala

Kembalinya milton obote ke kampala. partai milton obote, upc, yang didukung militer dinyatakan menang. partai demokrat menyatakan pemilu curang. kelaparan tantangan yang berat.

27 Desember 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

REKONSILIASI", itulah yang dicanangkan Milton Obote ketika ia tiba di kota perbatasan Bushenyi. Setelah hampir 10 tahun hidup dalam pengasingan di Tanzania, hari itu ia disambut dengan suatu rapat raksasa yang diselenggarakan Partai Kongres Rakyat Uganda (UPC) yang didirikannya tahun 1960. "Semua rakyat Uganda mesti bersatu dalam membangun kembali negeri ini. Tidak ada jalan lain, hidup atau hancur kita harus bersama-sama," ujar Obote. Pidatonya itu juga disiarkan radio Kampala, 27 Mei lalu. Ia sengaja memilih Bushenyi sebagai tempat persinggahannya pertama menuju Kampala, Ibukota Uganda. Memang di Bushenyi ia lebih populer ketimbang di Kampala. Menurut sas-sus yang beredar waktu itu, di Kampala terJadi pemogokan sebagai pertanda menolak kembalinya Obote ke Uganda. Tapi kedatangannya memang sudah dipersiapkan oleh penguasa militer, Paulo Muwanga, yang baru 3 minggu mengambil alih kekuasaan dari Presiden Godfrey Binaisa. Milton Obote, lahir tahun 1925 di Desa Akokoro di Lango, adalah anak ketiga dari seorang kepala suku di wilayah itu. Pendidikannya terbilang tinggi. Ketika kuliah di Universitas Makerere, ia mempelajari ilmu politik dan ekonomi. Usahanya melanjutkan pelajaran pernah dihalang-halangi penguasa kolonial. Karena itu Obote kemudian pindah ke Kenya. Di Kenya, Obote bekerja di perkebunan tebu, tempat ia berkenalan dengan serikat buruh yang kemudian menjadi bidang studinya. Dan ia ikut aktif dalam aksi politik yang dilancarkan Persatuan Kenya Afrika (KAU) yang dipimpin Jomv Kenyatta. Ketika organisasi itu dilarang, 1953, Obote tetap bergerak di Kenya. Baru tahun 1957 ia kembali ke Uganda. Setahun di Uganda, ia terpilih sebagai anggota Dewan Legislatif mewakili Partai Nasional Kongres Uganda (UNC). Semasa di dewan itu ia tergolong tokoh Afrika yang berani mengritik penjajah Inggris. Hingga ia selalu menonjol dalam perjuangan kemerdekaan Uganda. Dan ketika UNC pecah, Obote melangkah maju. Bersama-sama anggota Partai Persatuan Rakyat Uganda (UPU) ia mendirikan partai baru, yaitu UPC. Tujuan utamanysL mendirikan UPC adalah melawan kekuasaan Raja Mutesa I di Buganda. Di masa penjajahan Inggris, Uganda terbagi atas 4 wilayah pemerintahan. Satu di antaranya dan tcrkuat adalah Buganda yang dipimpin oleh Raja Mutesa. Obote rupanya sudah lama mencitacitakan terbentuk suatu negara kesatuan Uganda. Tapi tahun 1961, ia terpaksa mengadakan kompromi dengan Partai Kabaka Yekka (hanya raja) di Buganda untuk membentuk negara federal. Ketika Uganda merdeka, 9 Oktober 1962, Obote diangkat sebagai Perdana Menteri. Partainya menguasai mayoritas kursi di parlemen. Sejak itu pertentangannya dengan kekuasaan di Buganda semakin meningkat. Akhirnya Obote memerintahkan Jenderal Idi Amin Kepala Staf Angkatan Darat, menyerang istana Raja Mutesa, 1966. ntah tahu dari mana akan ada serangan, sang raja sempat melarikan diri ke Inggris, dan kemudian meninggal di sana. Sebelum penyerangan itu, Obote sudah mengumumkan pengangkatan dirinya sebagai Presiden negara kesatuan Uganda. Ia juga mengumumkan konstitusi tidak berlaku lagi guna membentuk pemerintahan yang sentralistis. Dan sejak itu Obote melakukan tur ke daerah untuk mencari dukungan. Tahun 1968, ia mulai mengumandangkan perlunya 'kultur politik' yang baru bagi Uganda. Ia secara tegas mengumumkan bahwa Uganda menempuh jalan sosialis. Atau, dengan istilah yang biasa disebutnya, 'bergerak ke kiri'. Gerakan ini tentu saja mendapat tantangan dari kalangan militer. Bahkan hal ini mempengaruhi hubungannya dengan Idi Amin. Jenderal ini yang sebelumnya dikenal setia pada Obote secara diam-diam menyusun kekuatan. Keresahan yang timbul karena sikap otoriter Obote dimanfaatkan oleh Idi Amin. Itu berpuncak ketika Obote menghadiri sidang Negara Persemakmuran di Singapura, Januari 1971. Melindungi Amin Begitu pesawat yang membawa Obote dari Singapura singgah di Bombay, kapten pesawat itu menemuinya dan memberitahukan bahwa pihak militer mengadakan kudeta di Uganda. Kudeta yang dipimpin Idi Amin ternyata berhasil. Dan Obote membatalkan perjalanannya pulang. Ia kemudian dapat perlindungan dari Presiden Tanzania, Julius Nyerere. Adalah Nyerere pulalah yang membuka jalan buat Obote kembali ke Uganda. Malah Nyerere mengirimkan 10.000 orang tentaranya untuk menggulingkan Idi Amin April 1979. Namun terhadap Idi Amin, Obote punya kesan yang mendalam. Ia pernah melindungi Amin dari kemungkinan diperkarakan. Amin yang waktu itu masih pemimpin peleton telah memerintahkan aksi pembunuhan terhadap suku Turkana. Menjelang kemerdekaan Uganda, Gubernur Inggris waktu itu Sir Walter Coutts, mengingatkan Obote agar Amin diadili. Tapi, mengingat perwira pribumi ma5ih sedikit, Obote membiarkan Amin tanpa diadili. "Saya ingatkan, perwira ini Idi Amin akan merepotkan anda di kemudian hari," kata Sir Walter kepada Obote. Benar itu terjadi kemudian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus