Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan intelijen Israel Shin Bet pada Selasa mengklaim bahwa direktur rumah sakit Kamal Adwan di Gaza di Jabaliya, Ahmed Kahlot, mengungkapkan dalam interogasi Shin Bet bahwa rumah sakit miliknya di Gaza utara diubah menjadi fasilitas militer di bawah kendali Hamas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kahlot juga disebut mengatakan rumah sakit itu pernah dihuni seorang tentara yang diculik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam video yang dipublikasikan pada Selasa oleh Shin Bet dan Pasukan Pendudukan Israel (IDF), Kahlot terlihat mengatakan kepada interogator Israel bahwa Hamas memiliki kantor di dalam rumah sakit dan menggunakannya sebagai basis untuk kegiatan operasional.
Video ini dirilis ketika opini internasional semakin keras terhadap Israel atas pembantaian terhadap warga Palestina di Gaza.
Interogasi tersebut difilmkan di sebuah ruangan kecil, dicat putih dengan bendera Israel disampirkan di salah satu dinding. Tidak jelas apakah Al-Kahlot berbicara dengan bebas, atau apakah dia memiliki akses ke pengacara sejak penangkapannya pada 12 Desember.
CNN tidak memiliki akses apa pun ke Al-Kahlot sejak penangkapannya, yang terjadi selama kehadiran besar militer Israel di sekitar rumah sakit yang berlangsung hampir dua minggu.
Menurut Kahlot, yang mengaku menjadi letnan kolonel di Hamas sejak 2010, sekitar 16 anggota staf rumah sakit – termasuk dokter, perawat dan paramedis – adalah anggota Hamas yang bertugas di sayap militer Brigade al-Qassam.
Dalam video itu, Kahlot yang diculik Israel dan belum diketahui keberadaannya itu, menambahkan bahwa beberapa anggota Brigade Al-Quds Jihad Islam Palestina juga dipekerjakan di rumah sakit tersebut.
Pada 12 Desember, Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan bahwa pasukan Israel telah memasuki rumah sakit Kamal Adwan, yang kemudian dikonfirmasi oleh IDF. Selama beberapa hari, tentara menahan sekitar 90 petugas di dalam rumah sakit dan menyita sejumlah senjata.
Pernyataan gabungan Shin Bet dan IDF mengklaim beberapa dari mereka yang ditangkap di rumah sakit tersebut ikut serta dalam serangan 7 Oktober di Israel selatan, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan sekitar 240 orang disandera.
Serangan balasan Israel di Gaza telah menewaskan hampir 20.000 warga Palestina hingga Selasa, mayoritas adalah anak-anak dan perempuan.
Lebih dari 50.000 warga Palestina terluka, termasuk puluhan ribu anak yang harus mengalami amputasi di kaki, tangan maupun keduanya. Sedikitnya 25 ribu anak Palestina kehilangan salah satu orang tuanya atau kedua-duanya.
Ketika ditanya tentang operasi Hamas di dalam kompleks rumah sakit, Kahlot mengungkapkan bahwa seorang pemimpin Hamas dan dua pejabat senior mempunyai kantor di dalam rumah sakit.
“Ada tempat untuk pejabat senior. Mereka juga membawa seorang tentara yang diculik ke sana,” katanya. “Ada ruang khusus untuk interogasi, keamanan internal, dan keamanan khusus. Mereka semua memiliki saluran telepon pribadi di dalam rumah sakit.”
Tidak ada informasi lebih lanjut mengenai identitas tentara yang diculik atau kapan dia dibawa ke rumah sakit.
“Mereka bersembunyi di rumah sakit karena mereka yakin rumah sakit adalah tempat yang aman,” kata Kahlot kepada interogator Shin Bet. “Mereka tidak akan terluka jika berada di dalam rumah sakit.”
Selain beroperasi di luar rumah sakit, Hamas juga mengoperasikan ambulans pribadinya, yang warnanya berbeda dengan yang digunakan oleh petugas medis.
Menurut Kahlot, ambulans yang digunakan Hamas tidak pernah digunakan secara sukarela untuk keperluan medis.
“Suatu kali saya memohon kepada mereka untuk membawa orang yang terluka ke RS Indonesia atau RS Syifa untuk berobat. Mereka menolak,” katanya. “Misi mereka lebih penting.”
Video Kahlot, yang belum diketahui apakah dilakukan karena siksaan militer Israel, menjadi pembenaran bagi Israel untuk menyerang rumah sakit maupun lokasi-lokasi publik yang dilarang diserang berdasarkan Konvensi Jenewa.
Berbicara kepada CNN sebelum video interogasi dirilis, kepala layanan anak rumah sakit Kamal Adwan, Dr. Hossam Abu-Safia, dan kepala keperawatan, Eid Sabbah, mengatakan rumah sakit hanya menyediakan layanan medis dan puluhan orang ditangkap di tempat tersebut selama seminggu terakhir adalah warga sipil dan pekerja medis.
Kedua petugas medis tersebut lebih lanjut menuduh bahwa tindakan pasukan Israel di rumah sakit itu berbahaya dan kejam, bahkan setelah hampir setiap pria Palestina di gedung tersebut ditangkap dan dibawa pergi.
Sementara pasukan Israel juga dilaporkan membudolzer puluhan orang yang sedang tidur di dalam tenda di halaman Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza hingga tewas.
Pilihan Editor: Israel Lepaskan Anjing Penyerang dan Lindas Pengungsi dengan Buldoser Hingga Tewas di Rumah Sakit Gaza
TIMES OF ISRAEL