Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang remaja perempuan, 15 tahun, di wisconsin, Amerika Serikat, melakukan penembakan ke sebuah kelas pada Senin, 16 Desember 2024. Aksi penembakan ini menewaskan satu murid dan seorang guru serta melukai enam orang lainnya, sebelum akhirnya pelaku bunuh diri dengan menembak dirinya sendiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penembakan terjadi di ruang kelas yang sedang ada aktivitas belajar mengajarnya. Kejadian penembakan terjadi sebelum pukul 11 siang di sekolah Kristen Abundant Life, yang memiliki 420 murid mulai dari TK sampai SMP.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelaku penembakan adalah seorang murid di sekolah tersebut, yang kepolisian mengidentifikasinya bernama Natalie Rupnow, namun akrab disapa Samantha. Saat kejadian penembakan seorang murid usia 7 atau 8 tahun, menelepon layanan darurat di Amerika Serikat 911 untuk melaporkan kejadian penembakan.
Shon Barnes, Kepala Kepolisian Madison, mengatakan dua murid tewas akibat luka tembak dan seorang guru. Barnes enggan mempublikasi identitas korban tewas tersebut dan belum mempublikasi motif penembakan.
Dalam kejadian tersebut, ada dua murid mengalami luka-luka yang sekarang kondisinya kritis hingga mengancam jiwa. Sedang satu guru lainnya dan tiga murid mengalami luka ringan.
Aksi penembakan di sekolah di Amerika Serikat sering terjadi. Sepanjang 2024, ada 322 aksi penembakan terjadi berdasarkan data di website K-12 School Shooting. Itu adalah angka tertinggi kedua sejak 1966. Pada 2023, ada 349 aksi penembakan di sekolah di penjuru Amerika Serikat.
Akan tetapi, kejadian penembakan pada hari Senin dan dilakukan oleh seorang murid perempuan, sangat jarang terjadi. Hanya sekitar 3 persen dari seluruh aksi penembakan di Amerika Serikat dilakukan perempuan.
Orang tua pelaku penembakan sudah bekeraja sama dengan tim investigasi, namun Barnes enggan menjelaskan lebih detail. Tim penyidik sudah berbicara dengan ayah pelaku di kantor polisi, namun aparat tak bisa menekannya karena dia punya kehilangan putrinya.
“Kami pun masih tak menyangka pelaku bisa melakukan kejahatan tersebut. Kami pun masih belum punya jawaban bagaimana bisa seorang remaja 15 tahun punya pistol,” kata Barnes.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Dubes AS Belajar Bahasa Indonesia lewat Bocor Alus Politik Tempo
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini