Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rusia menahan seorang ilmuwan di Siberia atas dugaan pengkhianatan negara karena diduga bekerja sama dengan dinas keamanan China, kantor berita negara TASS melaporkan pada hari Jumat, 1 Juli 2022, mengutip otoritas regional dan keluarga pria itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dmitry Kolker, seorang doktor fisika dan matematika di Novosibirsk State University, yang situsnya menyatakan dia adalah kepala laboratorium teknologi optik kuantum, ditahan atas tuduhan pengkhianatan tingkat tinggi, kata TASS mengutip departemen kehakiman Novosibirsk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kolker dan pengadilan regional Sovetsky di Novosibirsk, salah satu kota terbesar di Rusia, terletak sekitar 2.800 km timur Moskow, tidak segera menanggapi permintaan komentar melalui email. Seorang pengacara untuk Kolker tidak dapat dihubungi.
Sejumlah ilmuwan Rusia telah ditangkap dan didakwa dengan pengkhianatan dalam beberapa tahun terakhir karena diduga memberikan materi sensitif kepada orang asing. Namun Kremlin dituding penangkapan itu sering kali berasal dari paranoia yang tidak berdasar.
Pengkhianatan negara dapat dihukum hingga 20 tahun penjara.
TASS mengutip keluarga Kolker mengatakan dia dituduh bekerja sama dengan dinas keamanan China. Kolker sebelumnya telah mengajar di sebuah konferensi internasional di China dan sekarang dipindahkan ke penjara di Moskow, kata putranya, Maxim.
Putri Kolker mengatakan ilmuwan tersebut telah didiagnosis menderita kanker stadium empat, TASS melaporkan.