DENG Xiaoping sekali lagi membuat kejutan. Tokoh kedua dalam
hirarki pemerintahan Cina ini konon akan melepaskdn jabatannya
sebagai Wakil PM setelah Kongres Rakyat Nasional yang menurut
rencana, akan diselenggarakan Agustus. Berita ini beredar di
Beijing pekan lalu yang berasal dari pidato Hu Yaobang, Sekjen
Partai Komunis Cina (PKC), pada sidang Central Committee partai
bulan lalu.
Pengunduran diri secara sukarela seperti Deng ini belum pernah
terjadi dalam sejarah dunia komunis. Lebih mengagetkan ialah
karena kebetulan kini proses "de-Mao-isasi" semakin meningkat.
(Lihat box). Selama ini hampir semua pengamat sepakat bahwa Deng
adalah 'otak' dari gerakan penghancuran kultus individu terhadap
Mao Tse-tung.
Tapi ini bukan berarti Deng sepenuhnya akan pensiun dalam usia
75 tahun. Hu Yaobang, yang dianggap 'orangnya' Deng, mengatakan
bahwa Deng akan tetap menjabat Wakil Ketua PKC. Jabatan itu
tetap penting dalam mekanisme pemerintahan di Cina. Namun
beberapa minggu lalu Deng juga melepaskan jabatannya sebagai
Kepala Staf Tentara Pembebasan Rakyat. Sebab itu orang mulai
bertanya-tanya apa siasat Deng ini.
Begitupun Chen Yun dan Li Xiannian, keduanya juga sebaya dengan
Deng, akan mengundurkan diri pula. "Orang yang seumur saya
seharusnyalah memperhatikan apa yang terjadi kelak," kata Deng
yang dikutip suatu harian Bangkok. "Kita harus mulai mencari
pengganti yang baik dan terpercaya agar dalam proses pergantian
kekuasaan tidak akan timbul lagi keguncangan baru."
Mungkin keguncangan politik inilah yang hendak dihindari Deng.
Namun ada spekulasi bahwa pengunduran diri ketiga Wakil PM itu
juga merupakan usaha menekan PM Hua Guofeng agar memilih satu di
antara tiga jabatan yang dirangkapnya sekarang ini. Sejak Mao
wafat, Hua menjabat Ketua PKC, Kepala Negara dan sekaligus
Perdana Menteri.
Walaupun sebagai Wakil PM Deng selama ini pada hakikatnya lebih
berkuasa ketimbang Hua. Soalnya ialah Deng dikenal sebagai tokoh
yang berulang kali mengalami masa jatuh-bangun. Dan periode itu
tak dilewatkannya dengan siasia. Dia telah membangun suatu
jaringan kader, yang tersebar luas di seantero negara. Bahkan
beberapa kader Deng yang terpercaya kini memegang posisi penting
dalam Politbiro PKC. Antara lain Zhao Ziyang yang baru bulan
lalu dilantik. Dan diduga ia akan menggantikan Deng sebagai
Wakil PM.
Deng Xiaoping lahir di Desa Hsiehhsing, Provinsi Szechwan tahun
1904. Dia adalah anak kedua dari istri kedua seorang tuan tanah
asal Hakka. Semula orang tuanya memberi nama Kan Tse Kao.
Kemudian ia mengubahnya menjadi Deng Xiaoping setelah dia
bergabung dengan Partai Komunis Cina tahun 1925. Sebelum itu,
tahun 1920, Deng meninggalkan tanah airnya menuju Prancis.
Bekerja & Studi
Waktu itu banyak intelektual muda mulai tidak percaya dengan
sistem pendidikan tradisional yang melulu untuk membentuk
seorang ahli yang berstatus priyayi. Deng termasuk 10 anak muda
terbaik dari Szechwan yang dikirim untuk melanjutkan studi di
Prancis.
Ternyata Deng selama di Prancis lebih banyak menggunakan
waktunya bekerja di pabrik sepatu karet ketimbang studi. Di masa
itu pulalah dia mulai terlibat dalam kegiatan organisasi pemuda.
Dia bergabung dengan Liga Pemuda Sosialis Cina yang menjadi
cikal bakalnya PKC di luar negeri.
Setelah PKC terbentuk pada tahun 1921 di Shanghai, Chou En Lai
datang ke Paris. Dia meresmikan pembentukan PKC cabang Eropa.
Sejak itu Deng bekerja menghimpun buruh atau mahasiswa Cina di
negara itu.
Namun sesuatu yang mengagumkan dalam sejarah Deng adalah
staminanya dalam gelaag politik semasa Mao masih hidup. Dia
pernah disuruh melakukan 'kritik diri' di depan CC PKC pada
Oktober 1966, karena e-ngawal Merah menuduhnya sebagai
'Tokoh Kedua Pengambii Jalan Kapitalis dalam Partai'. Sejak itu
sampai tahun '73 Deng menghilang dari pertemuan umum.
Walaupun keanggotaannya dalam CC PKC tidak dihapus, Deng waktu
itu dikirim ke sekolah kader di Hopeh untuk bekerja sambil
studi. Deng sebelumnya selalu menjadi penjabat PM bila Chou En
Lai sedang melakukan perjalanan ke luar negeri. Selama di Hopeh
itu rupanya ia tak canggung untuk bekerja sebagai pelayan di
ruang makan sekolah kader. Dia bekerja melayani para kader yang
sebagian besar tentu saja berusia lebih muda. Setelah beberapa
tahun di tempat itu, Deng diangkat sebagai kepala sekolah, namun
kerja fisik terus dilakukannya.
Mungkin di sinilah letak kekuatan Deng. Pengaruhnya bergema di
seluruh dunia setelah dia mencanangkan '4 modernisasi Cina'
yang kembali ke jalan pragmatisme.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini