Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Singapore Airlines Gagalkan Penyelundupan Sirip Ikan Hiu

Ratusan kilo sirip ikan hiu hendak dikirim ke Hong Kong. Ikan hiu telah masuk daftar hewan yang dilindungi dan hampir punah.

31 Mei 2018 | 10.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Karung berisi sirip hiu dari pengiriman Singapore Airlines terlihat di Hong Kong, Cina, 11 Mei 2018. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan kilo sirip ikan hiu ditemukan di gudang maskapai Singapore Airlines. Sirip hiu seberat 980 kg yang berasal dari Sri Langka ini ditemukan di Singapura pada Jum’at 11 Mei, saat akan diberangkatkan menuju Hong Kong. Dilansir dari Reuters pada Rabu, 30 Mei, 2018, pihak Singapore Airlines mengaku menemukan puluhan kantung sirip hiu itu dengan label ‘makanan laut kering’.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Temuan ini menjadi tantangan bagi Hong Kong agar mengubah peraturan dagangnya. Sebab selama ini Hong Kong melegalkan impor sirip ikan hiu, dan lazim diolah menjadi hidangan lezat. Akan tetapi, Konvensi Perdagangan Internasional tentang Spesies Terancam Punah (CITES) yang berada di bawah payung PBB, memutuskan ikan hiu masuk dalam daftar spesies dilindungi, dan memerlukan izin untuk mendagangkannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di dalam gudang kantung-kantung sirip ikan hiu ini ditumpuk di bawah makanan laut kering untuk menghindari kecurigaan petugas. Direktur Sea Shepherd Asia organisasi konservasi satwa laut, Gary Stokes mengatakan kalau kasus ini adalah contoh modus lain dalam upaya menyelundupkan sirip hiu.

“Ini adalah contoh kasus lain yang menyesatkan dan menipu. Kiriman ini dilabeli makanan laut kering untuk menghindari kecurigan,” katanya.

Singapore Airlines langsung mengirimkan peringatan pada setiap stasiun untuk segera memeriksa kiriman dengan label makanan laut kering, dan memasukan pengirimnya dalam daftar hitam. Sebelum Singapore Airlines, hasil investigasi Sea Shepherd tahun lalu menemukan, para penyelundup siri hiu menyasar tiga perusahaan pengiriman lain seperti Maersk, Cathay Pacific dan Virgin Australia Cargo.

Pedagang menata ikan hiu dagangannya di Pasar Ikan Bina Usaha, Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, 20 Januari 2017. Hingga kini masih banyak nelayan yang menangkap dan memperjualbelikan berbagai jenis ikan hiu karena kurangnya sosialisasi terhadap nelayan setempat. ANTARA/Syifa Yulinnas

Hong Kong merupakan pusat perdagangan terbesar di dunia untuk sirip ikan hiu. Di wilayah itu, sirip hiu dimaknai sebagai simbol status, dan biasa dikonsumsi dalam irisan tipis serupa jeli yang diyakini memiliki manfaat dan bergizi.

Menurut data WWF terdapat sekitar 70 juta ekor hiu yang dibunuh setiap tahunnya. Hal ini telah membuat seperempat dari spesies ini menuju kepunahan. Meskipun para aktivis membantu mengurangi volume sirip hiu yang masuk ke Hong Kong hingga 50 persen selama 10 tahun terakhir, pasokan ilegal terus melonjak dan pemerintah terus menyita ribuan kilogram sirip yang berasal dari ikan hiu martil dan ikan hiu moncong putih.

REUTERS | FIKRI ARIGI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus