Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan kilo sirip ikan hiu ditemukan di gudang maskapai Singapore Airlines. Sirip hiu seberat 980 kg yang berasal dari Sri Langka ini ditemukan di Singapura pada Jum’at 11 Mei, saat akan diberangkatkan menuju Hong Kong. Dilansir dari Reuters pada Rabu, 30 Mei, 2018, pihak Singapore Airlines mengaku menemukan puluhan kantung sirip hiu itu dengan label ‘makanan laut kering’.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Temuan ini menjadi tantangan bagi Hong Kong agar mengubah peraturan dagangnya. Sebab selama ini Hong Kong melegalkan impor sirip ikan hiu, dan lazim diolah menjadi hidangan lezat. Akan tetapi, Konvensi Perdagangan Internasional tentang Spesies Terancam Punah (CITES) yang berada di bawah payung PBB, memutuskan ikan hiu masuk dalam daftar spesies dilindungi, dan memerlukan izin untuk mendagangkannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di dalam gudang kantung-kantung sirip ikan hiu ini ditumpuk di bawah makanan laut kering untuk menghindari kecurigaan petugas. Direktur Sea Shepherd Asia organisasi konservasi satwa laut, Gary Stokes mengatakan kalau kasus ini adalah contoh modus lain dalam upaya menyelundupkan sirip hiu.
“Ini adalah contoh kasus lain yang menyesatkan dan menipu. Kiriman ini dilabeli makanan laut kering untuk menghindari kecurigan,” katanya.
Singapore Airlines langsung mengirimkan peringatan pada setiap stasiun untuk segera memeriksa kiriman dengan label makanan laut kering, dan memasukan pengirimnya dalam daftar hitam. Sebelum Singapore Airlines, hasil investigasi Sea Shepherd tahun lalu menemukan, para penyelundup siri hiu menyasar tiga perusahaan pengiriman lain seperti Maersk, Cathay Pacific dan Virgin Australia Cargo.
Pedagang menata ikan hiu dagangannya di Pasar Ikan Bina Usaha, Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, 20 Januari 2017. Hingga kini masih banyak nelayan yang menangkap dan memperjualbelikan berbagai jenis ikan hiu karena kurangnya sosialisasi terhadap nelayan setempat. ANTARA/Syifa Yulinnas
Hong Kong merupakan pusat perdagangan terbesar di dunia untuk sirip ikan hiu. Di wilayah itu, sirip hiu dimaknai sebagai simbol status, dan biasa dikonsumsi dalam irisan tipis serupa jeli yang diyakini memiliki manfaat dan bergizi.
Menurut data WWF terdapat sekitar 70 juta ekor hiu yang dibunuh setiap tahunnya. Hal ini telah membuat seperempat dari spesies ini menuju kepunahan. Meskipun para aktivis membantu mengurangi volume sirip hiu yang masuk ke Hong Kong hingga 50 persen selama 10 tahun terakhir, pasokan ilegal terus melonjak dan pemerintah terus menyita ribuan kilogram sirip yang berasal dari ikan hiu martil dan ikan hiu moncong putih.
REUTERS | FIKRI ARIGI