Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Stasiun Televisi Tutup Siaran setelah Kudeta di Mali

Kelompok tentara pemberontak melakukan kudeta di Mali dan menangkan Presiden serta Perdana Menteri.

19 Agustus 2020 | 07.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita (kiri) dan PM Boubou Cisse.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bamako – Stasiun televisi negara Mali yaitu ORTM tutup siaran pada Selasa, 18 Agustus 2020 setelah sekelompok tentara angkatan darat melakukan kudeta di Mali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seorang jurnalis dari ORTM mengatakan kelompok tentara ini menangkap Presiden Ibrahim Boubacar Keita dan Perdana Menteri Boubou Cisse.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kelompok massa yang menjadi oposisi pemerintah Mali mengatakan penangkapan Presiden dan Perdana Menteri oleh tentara bukanlah sebuah kudeta militer melainkan kebangkitan populer.

“IBK tidak mau mendengar rakyatnya. Kami bahkan mengusulkan alternatif tapi dia merespon dengan pembunuhan,” kata Nouhoum Togo, juru bicara untuk koalisi M5-RFP, kepada Reuters pada Rabu, 19 Agustus 2020. IBK adalah singkatan dari nama Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita.

Soal penangkapan kedua pucuk pimpinan ini, Ketua Komisi Uni Afrika, Moussa Faki Mahamat, mengatakan mengecam tindakan itu.

“Saya sangat mengecam penangkapan Presiden Ibrahim Boubacar Keita, perdana menteri, dan sejumlah pejabat pemerintahan Mali dan meminta pembebasan mereka segera,” kata Moussa Faki Mahamat, ketua Komisi Uni Afrika, lewat pernyataan di akun Twitter seperti dilansir Reuters pada Rabu, 19 Agustus 2020.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus