Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Konflik Israel Hizbullah terus berlanjut meski deras seruan gencatan senjata. Angkatan Laut Israel melancarkan operasi khusus di Kota pantai Batroun Lebanon utara pada Jumat, 1 November 2024, dan menahan satu orang. Sumber di keamanan Lebanon membenarkan kejadian ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kantor berita Lebanon, National News Agency mewartakan aparat keamanan telah menginvestigasi perihal ini. Sedangkan sumber di militer Israel mengatakan seorang pejabat senior di Hizbullah, sudah ditahan. Dia sudah ditahan di teritorial Israel dan sedang diinvestigasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati pada Sabtu, 2 November 2024, menyerukan agar dilakukan investigasi atas tindakan penculikan warga negara Lebanon ini dari Kota Batroum. Tokoh Hizbullah yang ditahan Israel itu teridentifikasi bernama Imad Amhaz.
Mikati sudah berkonsultasi dengan militer Lebanon dan UNIFIL terkait dengan kejadian ini dan meminta Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib agar mengajukan protes pada Dewan Keamanan PBB. Wartawan pro-Hizbullah Hassan Illaik menulis di X bahwa sekelompok tentara Israel dalam jumlah besar mendarat di Kota pantai Batroun dan menahan Amhaz sebelum akhirnya pergi dengan sejumlah perahu cepat. Illaki membagikan rekaman CCTV yang memperlihatkan para tentara berjalan kaki di sebuah jalan, terlihat pula dua tentara Israel membawa seseorang (yang diduga Amhaz).
Menteri Transportasi Lebanon Ali Hamiye mengatakan video yang dibagikan Illaki itu akurat. Namun Hamiye tidak memberikan keterangan lebih lanjut.
Sebelumnya pada Rabu, 30 Oktober 2024, Naim Qassem menyampaikan pidato pertamanya sebagai sekretaris jenderal Hizbullah. Ia menegaskan akan melanjutkan strategi perang yang dirancang mendiang Sayyed Hassan Nasrallah dengan berkoordinasi dengan kepemimpinan Perlawanan, menekankan kepatuhan terhadap lintasan politik yang telah ditetapkan.
Qassem, seperti dikutip Al Mayadeen, menyatakan bahwa program kerjanya akan menjadi kelanjutan dari agenda kerja Sayyed Nasrallah di semua bidang - politik, jihad, sosial, dan budaya. Dia menegaskan kembali sikap Nasrallah, dengan mengatakan, "Kami tidak mencari perang, tetapi jika dipaksakan kepada kami, kami siap untuk menang dan akan menghadapinya dengan bermartabat," dan menambahkan, "Seperti yang dikatakan oleh pemimpin kami, kami berbaring menunggu pertempuran."
Sumber: Reuters
Pilihan editor: WNI Selamat dari Banjir di Valencia Spanyol
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini