Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Top 3 Dunia; Menteri Keamanan Nasional Israel Sebut Umat Yahudi Berhak Beribadah di Masjid Al Aqsa

Top 3 dunia pada 27 Agustus 2024, Menteri Keamanan Nasional Israel memicu kontroversi setelah menyebut umat Yahudi berhak beribadah di Masjid Al Aqsa

28 Agustus 2024 | 06.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 dunia pada Selasa, 27 Agustus 2024, diurutan pertama berita tentang Itamar Ben-Gvir Menteri Keamanan Nasional Israel yang memicu kontroversi setelah menyebut umat Yahudi berhak beribadah di Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki, dengan mengatakan ia akan membangun sebuah sinagoge di tempat tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Diurutan kedua top 3 dunia, berita tentang Iran yang mengomentari serangan terbaru kelompok Hizbullah dari Lebanon terhadap Israel dengan mengatakan Israel telah kehilangan kekuatannya. Tehran juga menyebut keseimbangan strategis di kawasan Timur Tengah telah bergeser dengan melawan Tel Aviv.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut top 3 dunia selengkapnya :

1. Ben-Gvir Berulah Lagi soal Masjid Al Aqsa, Menteri-menteri Israel Minta Dia Dipecat

Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, mengklaim pada Senin, 26 Agustus 2024, kalau umat Yahudi memiliki hak untuk beribadah di Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki. Bukan hanya itu, Ben-Gvir juga akan membangun sebuah sinagoge di tempat tersebut.

Ben-Gvir adalah menteri ultranasionalis, yang telah melakukan banyak kunjungan kontroversial ke Masjid Al Aqsa sejak ia masuk ke pemerintahan. Dia mengatakan kepada Radio Angkatan Darat pada Senin, 26 Agustus 2024, hukum Israel tidak mendiskriminasi hak-hak agama Yahudi dan Muslim di Temple Mount, yang dianggap sebagai tempat tersuci dalam agama Yahudi dan ketiga tersuci dalam Islam.

"Kebijakan di Temple Mount mengizinkan doa, titik," kata Ben Gvir. "Anda diizinkan untuk berdoa; adalah ilegal untuk mencegah Anda berdoa. Mengapa seorang Yahudi harus takut untuk berdoa?" tanyanya secara retoris, seperti dikutip Times of Israel. "Karena Hamas akan marah?," ujarnya

Baca selengkapnya di sini

2. Diserang Hizbullah, Iran Sebut Israel telah Kehilangan Kekuatan

Iran mengomentari serangan terbaru kelompok Hizbullah dari Lebanon terhadap Israel dengan mengatakan Israel telah kehilangan kekuatannya, dan bahwa keseimbangan strategis di kawasan Timur Tengah telah bergeser melawannya.

Hizbullah meluncurkan ratusan roket dan pesawat nirawak ke Israel pada Minggu pagi, 25 Agustus 2024, sementara militer Israel terlebih dahulu menghujani Lebanon dengan sekitar 100 jet untuk menggagalkan serangan yang diantisipasi. Ekspektasi eskalasi antara kedua belah pihak telah meningkat sejak serangan rudal di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel bulan lalu menewaskan 12 anak kecil dan militer Israel membalas dengan membunuh Fuad Shukr, komandan senior Hizbullah, di Beirut.

Meskipun mendapat dukungan menyeluruh dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Israel tidak dapat memprediksi waktu dan tempat respons terbatas dan terkendali oleh perlawanan. Israel telah kehilangan kekuatan pencegahannya,” tulis juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani di media sosial X, Senin, 26 Agustus 2024.

Kelompok-kelompok yang tergabung dalam Poros Perlawanan, koalisi anti-Amerika Serikat dan anti-Israel yang dipimpin oleh Iran, memuji serangan Hizbullah. Para anggota Poros telah melakukan serangan masing-masing terhadap Israel dengan alasan solidaritas terhadap rakyat Palestina sejak pertempuran antara Israel dan Hamas pecah pada 7 Oktober 2023.

Baca selengkapnya di sini 

3. Kanselir Jerman Olaf Scholz Janji Tingkatkan Angka Deportasi setelah Penikaman oleh ISIS

Kanselir Jerman Olaf Scholz berjanji akan meningkatkan jumlah orang yang dideportasi, dalam sebuah pernyataan pada Senin, 26 Agustus 2024 saat berkunjung ke Solingen, tempat terjadi penikaman massal mematikan yang berhubungan dengan ISIS. Insiden itu telah membuat oposisi sayap kanan semakin berani dan memicu kritik ihwal penanganan migrasi oleh pemerintah.

Penikaman tersebut menewaskan tiga orang dan menyebabkan delapan orang lainnya luka-luka. Tersangka diidentifikasi sebagai Issa al H., seorang warga Suriah berusia 26 tahun yang diduga anggota kelompok Daesh/ISIS dan mengikuti ideologi kelompok tersebut.

“Ini adalah terorisme, terorisme terhadap kita semua,” kata Scholz. “Mereka mengancam hidup berdampingan secara damai bagi kita semua, hidup berdampingan secara damai antara umat Kristen, Yahudi, dan muslim. Kita semua adalah satu negara yang bersatu, dan kita tidak akan membiarkan para penjahat jahat ini menghancurkan persatuan ini.”

Kelompok militan Islam itu mengaku bertanggung jawab atas serangan di Solingen, yang terjadi pada Jumat malam, 23 Agustus, ketika berlangsung festival yang merayakan sejarah 650 tahun Solingen. Setelah serangan terjadi, Partai Alternatif untuk Jerman (AfD) sayap kanan yang berkampanye untuk tindakan keras terhadap migrasi lekas memimpin dalam jajak pendapat di Saxony, Thuringia, dan Brandenburg

Baca selengkapnya di sini

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus