Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Trump Sebut Rusia Tinggalkan Assad: Seharusnya Tak Terlibat Sejak Awal

Trump mengatakan bahwa pengabaian Rusia terhadap Presiden Suriah Bashar al Assad menyebabkan kejatuhannya.

9 Desember 2024 | 11.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden terpilih AS Donald Trump menghadiri pertemuan dengan Pangeran William, Pangeran Wales di Kediaman Duta Besar Inggris, Paris, Prancis, 7 Desember 2024. REUTERS/Piroschka van de Wouw

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada Ahad bahwa pengabaian Rusia terhadap Presiden Suriah Bashar al Assad menyebabkan kejatuhannya. Seperti dilansir Reuters, menambahkan bahwa Moskow seharusnya tidak melindunginya sejak awal dan kemudian kehilangan minat karena perang di Ukraina yang seharusnya tidak dimulai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Assad telah tiada. Dia telah meninggalkan negaranya. Pelindungnya, Rusia, Rusia, Rusia, yang dipimpin oleh (Presiden) Vladimir Putin, tidak tertarik untuk melindunginya lagi," tulis Trump di platform media sosialnya, Truth Social.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Tidak ada alasan bagi Rusia untuk berada di sana,” tulis Trump. “Mereka kehilangan minat terhadap Suriah karena Ukraina…perang yang seharusnya tidak pernah dimulai, dan bisa berlangsung selamanya.”

Trump, yang mulai menjabat pada 20 Januari 2025, menambahkan bahwa Rusia dan Iran, pendukung utama Assad lainnya, "saat ini berada dalam kondisi lemah, salah satunya karena Ukraina dan perekonomian yang buruk, dan yang lainnya karena Israel dan keberhasilan perjuangannya".

Pertempuran antara pasukan rezim dengan kelompok oposisi kembali pecah pada 27 November lalu yang dimulai di kawasan pedesaan di barat Aleppo, sebuah kota besar di Suriah utara.

Pada 30 November, kelompok oposisi berhasil merebut pusat kota Aleppo dan menguasai keseluruhan Provinsi Idlib. Mereka pun merebut pusat kota Hama dari rezim pada 5 Desember.

Kelompok oposisi turut merebut sejumlah permukiman di titik-titik strategis di provinsi Homs yang menjadi gerbang masuk ke Damaskus, sehingga semakin memacu upaya mereka maju ke ibu kota Suriah.

Pada Jumat, pasukan oposisi merebut kawasan Daraa di Suriah selatan dekat perbatasan dengan Yordania. Mereka terus merebut kendali di Provinsi Suwayda di Suriah selatan pada Sabtu, sementara kelompok oposisi setempat turut merebut kendali di Quneitra pada hari yang sama.

Kelompok oposisi anti-rezim Assad memasuki Damaskus dari sisi selatan ibu kota Suriah itu pada Sabtu. Pasukan militer pemerintah kemudian menarik diri dari kompleks kementerian pertahanan, kementerian dalam negeri, dan bandara internasional Damaskus.

Kota tersebut pun takluk pada pasukan oposisi pada Ahad, usai pasukan rezim Al-Assad kehilangan kendali atas keseluruhan kota.

Sementara itu, Pasukan Nasional Suriah (SNA), kelompok oposisi lainnya, meluncurkan operasi militer melawan kelompok Kurdi PKK/YPG, yang oleh Turki dianggap sebagai organisasi teroris, pada 1 Desember, dan merebut Kota Tel Rifaat.

Trump, yang mengatakan akan berusaha menghentikan perang di Ukraina secepatnya, bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Sabtu di Paris. Keduanya turut menghadiri upacara pembukaan kembali Katedral Notre Dame.

Dia mengatakan Rusia dan Ukraina sama-sama menderita ratusan ribu tentara tewas dan terluka, dan Ukraina juga kehilangan banyak warga sipil. Dia menambahkan pemimpin Ukraina "ingin membuat kesepakatan dan menghentikan kegilaan... Harus ada gencatan senjata segera dan negosiasi harus dimulai".

"Saya mengenal Vladimir dengan baik. Inilah waktunya untuk bertindak. Cina dapat membantu. Dunia sedang menunggu!"

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus