Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Turki merencanakan mengerahkan pasukan udara, laut dan darat ke Qatar untuk ditempatkan di negara tersebut. Turki akan membangun pangkalan militer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut keterangan Fikret Ozer, Duta Besar Turki untuk Qatar, kepada media, pengiriman pasukan itu akan segera dilakukan, meskipun dia tidak menjelaskan kepastian waktunya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Turki Recep Tayyip Erdoan, berjalan didepan anggota militernya. Turki siap mengirimkan pasukan ke Qatar. shoebat.com
"Menurut kesepakatan yang diteken antara Qatar dan Turki pada 2014, seluruh kekuatan darat, udara dan laut akan dikerahkan ke Qatar," ucapnya kepada wartawan di Doha, Rabu, 31 Januari 2018, sebagaimana dikutip Al Jazeera.
Dia melanjutkan, Ankara dan Doha bersepakat membangun infrastruktur yang diperlukan dalam waktu yang akan datang ketika seluruh pasukan dikerahkan ke sana sesuai dengan pembicaraan. Rencana pengerahan pasukan ini sebagai bagian dari kesepakatan pembangunan pangkalan militer Turki di Qatar.
Kontingen pertama pasukan Turki tiba di pangkalan militer Tariq bin Ziyad pada 2015. Kamp militer ini berlokasi di selatan Doha. "Ini pangkalan militer Turki pertama di Timur Tengah dan dapat menampung lebih dari 5.000 pasukan," tulis Al Jazeera.Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengikuti salat jenazah Sersan Musa Ozalkan yang gugur dalam tugas, di Ankara, Turki, 23 Januari 2018. Sersan Musa Ozalkan merupakan tentara Turki pertama yang terbunuh dalam operasi militer "Ranting Zaitun" yang berbasis di kota Afrin, Suriah. AP Photo/Burhan Ozbilici
Pada pertemuan dengan wartawan di Doha, Rabu, Ozer menolak mengatakan jumlah pasukan Turki yang saat ini ditempatkan di Qatar. "Informasi itu tidak akan kami sampaikan kepada publik kecuali mendapatkan persetujuan dari saudara kami (Qatar)," ungkapnya.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pendukung kuat Doha sejak negeri itu dikucilkan oleh Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA) dan Mesir pada 5 Juni 2017. Mereka menuding Qatar mensponsori terorisme dan terlalu dekat dengan Iran. Qatar menolak tuduhan itu.