Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan Ukraina pada Minggu, 25 September 2022, menyindir mobilisasi parsial Moskow untuk meningkatkan pasukannya di Ukraina. Melalui Twitter, Pemerintah Ukraina membagikan video dengan konten polisi Rusia yang memukuli dan menangkap orang-orang yang memprotes pemanggilan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Rusia masih memiliki sisa-sisa tentara profesional yang belum dihancurkan #UAarmy (pasukan Ukraina). Kita juga tahu, saat 'prajurit' ini muncul di garis depan pertempuran, mereka yang begitu memiliki kecintaan pada alkohol itu, akan lebih mudah bagi mereka untuk mati di tanah kita," tulis Kementerian Pertahanan Ukraina menggunakan bahasa Inggris dalam unggahan yang disertai dengan video, Minggu, 25 September 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya pada Rabu, 21 September 2022, Presiden Putin memerintahkan mobilisasi militer untuk menghadapi perang Ukraina. Putin memperingatkan negara-negara Barat kalau dia tidak hanya menggertak dan siap menggunakan senjata nuklir demi membela Rusia.
Mobilisasi itu telah mendorong kedua belah pihak untuk saling menghina. Di Moskow, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan pada Jumat lalu bahwa pernyataan palsu di media sosial sebagian harus disalahkan atas reaksi terhadap pengumuman tersebut.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, tak lama setelah pengumuman mobilisasi militer menjamin hanya mereka yang memiliki keterampilan militer khusus atau pengalaman tempur yang akan dipanggil. Namun beberapa laporan baru-baru ini mendokumentasikan bagaimana orang-orang yang tidak memiliki pengalaman dinas militer diberikan dokumen wajib militer.
Tokoh-tokoh pro-Kremlin bahkan ada yang menyatakan keprihatinan atas upaya tersebut. Dua anggota DPR minta pemerintah mengatasi ekses yang telah memicu kemarahan publik.
Rusia membutuhkan 300.000 lebih warga untuk mendongkrak operasi militernya di Ukraina. Kremlin telah dua kali membantah bahwa mereka benar-benar berencana untuk merekrut lebih dari satu juta pasukan cadangan, menyusul dua laporan terpisah di media independen Rusia.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia menyebut, lebih dari 2.000 orang ditahan dalam demonstrasi menentang mobilisasi militer di puluhan kota. Protes tercatat masih bergulir pada Minggu di timur Rusia dan Siberia.
REUTERS