Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menangani pengungsi Palestina atau UNWRA waswas sekolah-sekolah yang menampung anak-anak pengungsi Palestina tidak akan lagi beroperasi. Sebab, UNWRA mulai kehabisan uang sejak PBB memangkas pendanaannya untuk UNWRA.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari channelnewsasia.com pada Rabu, 15 Agustus 2018, UNWRA sedang menghadapi situasi penuh ketegangan di Gaza, Palestina, setelah melakukan PHK yang mendorong aksi protes. Kondisi ini juga telah membuat sejumlah karyawan senior tak bisa bekerja seperti biasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami kehabisan uang, bahkan nyaris kosong. Sederhananya, kami tidak punya uang untuk membayar 22 ribu guru yang mengajar di 711 sekolah dan mendidik setiap hari lebih dari 500 ribu anak. Situasi ini telah menimbulkan kekacauan dan belum pernah terjadi," kata juru bicara UNWRA, Chris Gunness.
Bangku kosong milik Najeah al-Helo, 14 tahun, yang tewas akibat serangan Israel pada hari pertama sekolah di tahun ajaran baru di Gaza, 14 September. REUTERS/Suhaib Salem
Kondisi ini juga mengundang kekhawatiran beberapa pihak akan keberlangsungan UNWRA yang pada Agustus 2018 harus memutuskan apakah akan mengoperasikan jaringan sekolah-sekolahnya di penjuru Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah, dan Libanon untuk tahun ajaran berikutnya.
Menurut Gunness, dana bantuan UNWRA telah dipangkas oleh Amerika Serikat, satu-satunya negara pendonor terbesar UNWRA. Sebelumnya, pada Januari 2018, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan akan menarik dana bantuannya ke Palestina jika negara itu tidak mau bekerja sama dengan rencana Trump yang ingin menjadi juru perdamaian Palestina dengan Israel. Upaya mendamaikan Israel-Palestina tersendat pada 2014.
"Kondisi yang kami hadapi ini adalah konsekuensi-konsekuensi atas keputusan pemerintahan Trump untuk menahan US$ 305 juta atau Rp 4,4 triliun untuk UNWRA pada tahun ini. Jadi apakah ini keputusan politik atau bukan, ini telah berdampak sangat buruk dan berdampak pada kami di lapangan," kata Gunness.
Kondisi yang dihadapi UNWRA ini juga telah meresahkan banyak keluarga di Palestina, anak-anak, dan para guru. Mereka khawatir apakah tahun ajaran baru sekolah akan dibuka pada akhir Agustus 2018 atau ditutup.