Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Vatikan Imbau Uskup dan Umat Hati-hati Main Media Sosial, Muncul 'Kesukuan Digital'

Vatikan menyatakan gaya Kristiani harus reflektif, bukan reaktif di media sosial, sehingga semua harus berhati-hati agar tidak terperangkap.

30 Mei 2023 | 12.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Jemaat menggunakan kamera ponsel mereka saat Paus Francis tiba untuk audiensi umum mingguannya, di halaman San Damaso di Vatikan, 2 Juni 2021. REUTERS/Yara Nardi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Vatikan pada Senin, 29 Mei 2023, mendesak para uskup dan pemimpin Katolik terkemuka untuk mengurangi komentar mereka di media sosial, sebab beberapa kegiatan di ruang digital itu berpotensi menyulut perpecahan dan polemik yang merugikan seluruh Gereja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seruan itu merupakan bagian dari dokumen setebal 20 halaman yang diterbitkan departemen komunikasi Vatikan berjudul, "Menuju Kehadiran Penuh. Refleksi Pastoral tentang Keterlibatan dengan Media Sosial."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dokumen tersebut ditujukan kepada semua umat Katolik. Secara luas itu memperingatkan bahaya berita palsu atau hoaks di media sosial dan bentuk penyalahgunaan lainnya yang telah mengubah orang menjadi komoditas yang datanya dijual – seringkali tanpa sepengetahuan atau persetujuan mereka.

Vatikan mengutuk polarisasi dan ekstremisme yang telah menyebabkan "kesukuan digital" di media sosial. Menurutnya individu sering mengunci diri dalam silo opini yang menghambat dialog dan sering menyebabkan kekerasan, penyalahgunaan dan informasi yang salah.

“Gaya Kristiani harus reflektif, bukan reaktif, di media sosial. Oleh karena itu, kita semua harus berhati-hati agar tidak jatuh ke dalam perangkap digital yang tersembunyi dalam konten yang sengaja dirancang untuk menabur konflik di antara pengguna dengan menimbulkan kemurkaan atau reaksi emosional,” ujar dokumen itu.

“Masalah polemik dan dangkal, dan dengan demikian memecah belah, komunikasi sangat mengkhawatirkan ketika datang dari kepemimpinan Gereja: uskup, pastor, dan pemimpin awam terkemuka,” katanya menambahkan.

Sejumlah uskup Katolik konservatif dan komentator terkenal, khususnya di Amerika Serikat, telah mengkritik Paus Francis di Twitter. Beberapa di antara mereka mendukung serangan video sayap kanan yang sengit terhadap Paus.

"Sayangnya, hubungan yang rusak, konflik, dan perpecahan tidak asing bagi Gereja. Misalnya, ketika kelompok yang menampilkan diri mereka sebagai 'Katolik' menggunakan kehadiran media sosial mereka untuk mendorong perpecahan, mereka tidak berperilaku seperti seharusnya komunitas Kristen," kata kata dokumen.

Perhatian khusus disebut harus diberikan pada kemajuan kecerdasan buatan (AI) di tahun-tahun mendatang, mendesak umat Katolik untuk berhati-hati dengan mesin "yang membuat keputusan untuk kita".

Pada 2020, Vatikan bergabung dengan raksasa teknologi Microsoft dan IBM untuk mempromosikan pengembangan etis kecerdasan buatan dan menyerukan regulasi teknologi yang mengganggu seperti pengenalan wajah.

REUTERS

Daniel Ahmad Fajri

Daniel Ahmad Fajri

Lulus dari Universitas Gunadarma jurusan Sastra Inggris pada 2019. Bergabung dengan Tempo pada 2021. Kini reporter di kanal Nasional untuk meliput politik dan kebijakan pemerintah. Bertugas di Istana Kepresidenan 2023-2024. Meminati isu hubungan internasional, gaya hidup, dan musik.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus