Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin memperpanjang larangan impor sejumlah bahan makanan dari negara-negara yang memberlakukan sanksi ke Rusia setelah Krimea menjadi bagian dari Negeri Beruang Merah tersebut pada 2014.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perpanjangan larangan impor tersebut diterbitkan sebuah dekrit dan dipublikasi di website Pemerintah Rusia pada Selasa, 11 Oktober 2022. Embargo Rusia tersebut akan diperpanjang sampai 31 Desember 2023.
Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin pertemuan dengan anggota Dewan Keamanan melalui panggilan konferensi video di Moskow, Rusia, 9 September 2022. Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS/File Photo
Larangan impor bahan makanan dari negara-negara yang menjatuhkan sanksi ke Rusia diberlakukan pada Agustus 2014 atau saat negara-negara Barat menolak mengakui Krimea menjadi bagian dari Rusia. Larangan impor itu sudah diperpanjang dan diamandemen beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir.
Awalnya, larangan impor bahan makanan dari negara-negara yang menjatuhkan sanksi ke Rusia diberlakukan pada barang – barang tertentu saja, di antaranya dari Albania, Islandia, Montenegro dan Liechtenstein. Pada 2016, Rusia baru memberlakukannya pada Ukraina.
Larangan Rusia itu, juga mengincar jenis bahan makanan tertentu dan bahan mentah. Awalnya, larangan impor diberlakukan pada daging dan produk olahan daging, susu, produk olahan susu, ikan, produk olahan ikan, sayur-mayur dan buah-buahan.
Akan tetapi, sejak Oktober 2017, Rusia juga melarang impor babi hidup serta produk-produk olahan babi, lemak babi dan minyak babi. Sebelumnya pada 2015, Pemerintah Rusia melalui dekrit menyebut barang-barang yang dilarang impor tersebut, jika ketahuan maka akan langsung dimusnahkan.
Rusia juga memberlakukan sebuah prosedur bahwa hanya produk-produk yang punya stempel GLONASS dan sopir pengiriman barang yang sudah terdaftar, yang boleh melintasi wilayah Rusia dari negara-negara yang kena sanksi balik Rusia.
Sumber: RT.com
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.