Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

26 Oktober 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Alfitra Salamm Ahli peneliti utama LIPI dan Sekretaris Jenderal Asosiasi Ilmu Politik Indonesia Pusat

Kecaman keras terhadap Yahudi yang disampaikan dalam pertemuan negara-negara Islam (OKI) bisa jadi pernyataan kontroversial terakhir yang diucapkan Mahathir Mohamad sebagai orang nomor satu di Malaysia. Sebelum ini, Mahathir memang selalu mengeluarkan pernyataan yang keras—terutama kepada Barat—tapi pernyataan politiknya dalam menyikapi ketidakadilan dunia internasional kali ini memiliki gaung agak berbeda. Ada kesan seolah-olah beberapa hari menjelang lengser dari kursi perdana menteri, Mahathir mengeluarkan "unek-unek" dan "dendam politik", sesuatu yang jika diucapkan beberapa tahun lalu mungkin akan menimbulkan masalah yang sangat serius.

Mahathir akan meninggalkan singgasananya di pengujung bulan ini. Kekuasaan yang dipegang selama 23 tahun itu akan diserahkannya kepada Abdullah Badawi, wakil perdana menteri. Kekuasaan yang dipertahankan dalam lima kali pemilihan umum ini tentu meninggalkan catatan penting.

Satu keberhasilan Mahathir yang dicatat sejarah adalah mengubah struktur ekonomi masyarakat Melayu. Pada awal kekuasaannya, di samping terbelakang—dibandingkan dengan etnis Cina—mereka memiliki mental yang sulit bersaing. Obsesinya yang ditulis dalam buku Malay Dilemma ini tampaknya sudah memperlihatkan keberhasilan luar biasa. Melalui "New Economic Policy", yang dilanjutkan dengan "Wawasan 2020", Mahathir berhasil mengantarkan Malaysia menjadi negara industri baru. Bahkan kebijakan "Look East" tidak hanya menghasilkan industri mobil nasional Proton Saga, tapi juga mampu mengubah etos kerja sebagian masyarakat Malaysia.

Sukses luar biasa ini didukung oleh manajemen pembangunan nasional yang profesional, penegakan supremasi hukum dan pemerintahan yang relatif bersih dari kolusi, korupsi, dan nepotisme, serta dukungan partai politik demi terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang stabil. Dukungan United Malays National Organization (UMNO), yang hingga kini menjadi partai tunggal mayoritas di parlemen, memberikan kontribusi positif bagi politik Malaysia. Seperti halnya Golkar (mayoritas tunggal), kekuatan UMNO telah menjadi benteng yang kuat bagi stabilitas nasional Malaysia. Bagi masyarakat Malaysia (khususnya Melayu), tidak ada partai alternatif yang mampu bersaing dengan UMNO, meskipun ada beberapa partai Islam (PAS) dan juga Democratic Action Party (DAP) yang menjadi partai oposisi.

Karena itu, kekuatan UMNO dalam Barisan Nasional (suatu formula kerja sama antar-etnis), yang menang dalam setiap pemilu, merupakan kunci buat mempertahankan Mahathir hingga akhir Oktober ini. Itu pula sebabnya perpecahan UMNO jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan keutuhan Barisan Nasional. Beberapa perpecahan UMNO, seperti "Kasus Musa Hitam" (pengunduran diri wakil perdana menteri, pada 1986), "Kasus Perlawanan Tengku Razaleigh Hamzah (akhir 1980-an), dan terakhir kasus tuduhan sodomi terhadap Anwar Ibrahim, yang masih dianggap "belum selesai", merupakan ujian politik paling berbahaya bagi UMNO dan Mahathir.

Beberapa peristiwa yang terjadi dalam UMNO ini tidak sedikit pula menyebutkan bahwa Mahathir telah "mematikan" tiga generasi dalam regenerasi di dalam UMNO. Tak satu pun wakil perdana menteri (kecuali, insya Allah, Abdullah Badawi) yang bisa menjadi orang nomor satu di Malaysia. Di sisi lain, orang selalu mengatakan Mahathir adalah tokoh politik yang otoriter hingga tidak seorang pun yang berani berlawanan pendapat dalam setiap sidang kabinet. Pada awalnya, ketika Mahathir berpasangan dengan Anwar Ibrahim, banyak yang memprediksikan Anwarlah sang "putra mahkota". Tapi sejarah mencatat lain.

Tanda tanya besar yang menyelimuti politik nasional Malaysia sekarang adalah mampukah Abdullah Badawi, si pengganti Mahathir, mempertahankan keutuhan UMNO dan kinerja pemerintahan nasional pola Mahathir. Bayang-bayang perpecahan itu belum ada, tapi tidak mustahil kelompok Anwar Ibrahim dan gabungan partai politik oposisi memiliki agenda terselubung yang berusaha menjerat Mahathir setelah lengser dan itu akan mempengaruhi UMNO. Sejarah masih mencatat bahwa sebagian besar petinggi UMNO sekarang adalah kelompok setia pendukung Anwar Ibrahim. Ujian terberat bagi Abdullah Badawi adalah menjaga keutuhan UMNO dan menghadapi kelompok Anwar Ibrahim, yang hingga kini merupakan kekuatan yang patut diperhitungkan. Yang jelas, mundurnya Mahathir dari singgasana secara ikhlas ini merupakan tonggak sejarah yang akan menentukan Malaysia ke depan. Selamat Jalan, Dr. M. Semoga Anda dapat tidur nyenyak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus