Gaya hidup: busana dan gap

Betapa bangganya bila kita mampu menyandang busana plus aksesorinya yang berharga sampai Rp 20 juta, yang mungkin sama dengan penghasilan 200 bulan seorang pegawai negeri dengan masa kerja lima tahun (TEMPO, 11 Mei 1991, Gaya Hidup). Tetapi, sebagai manusia yang arif dengan lingkungan mayoritas masyarakatnya masih jauh di bawah kelayakan, hendaklah "kita" mampu mengerem sedikit penampilan "keanggunan" itu. Dengan kehidupan masyarakat yang masih serba sulit karena inflasi dan kenaikan biaya, dan penghasilan sebagian besar masyarakat kita masih belum memenuhi kebutuhan pokoknya, maka cukup terasa ada gap yang menganga antara yang punya dan tak punya. Janganlah gap yang sudah ada ini semakin dibuka lebar hanya untuk suatu keanggunan. Akan lebih bermanfaat seandainya kelebihan penghasilan ini dialihkan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat untuk masa depan bangsa. Misalnya, di bidang pendidikan untuk menopang kesejahteraan para pahlawan tanpa tanda jasa dan fasilitas pendidikan lainnya. Jangan sampai ada keluhan tentang berkurangnya wibawa guru di mata anak didik, hanya karena kesejahteraannya belum terpenuhi dengan baik. Untuk itu, siapa ingin memulainya? BUDI SETIAWAN Dept. of Apllied Science Graduate School of Eng. Tokai University Kitakaname 1117, Hiratsuka-shi Kanagawa 259-12 Japan