Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Imron Samsuharto*
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
EKSPRESI, aktualisasi, atau eksplorasi suatu pesan atau pikiran bisa diwujudkan dalam bentuk kata yang sumber atau susur galurnya dari bunyi tertentu. Bunyi ini bisa diperoleh karena peristiwa benturan antarbenda, sentuhan jari atau pukulan tangan terhadap obyek benda tertentu, jatuh atau bergesernya suatu benda, atau akibat perbuatan tertentu. Bunyi yang ditimbulkan tersebut bervariasi sesuai dengan persifatan atau karakter peristiwa itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kini sangat akrab dalam kehidupan keseharian tentang kata klik. Kata ini mewujud karena bunyi “klik!” yang bersumber dari sentuhan ujung telunjuk pada salah satu perangkat keras komputer atau laptop yang bernama tetikus. Setiap kali ujung telunjuk menyentuh dan menekan tetikus, terdengarlah bunyi halus: “klik!”. Sejatinya, tiruan bunyi seperti itu pernah populer sebelum era daring sekarang ini. Saat itu, “klik!” kerap terdengar ketika seseorang mengoperasikan kamera konvensional dan membidik sebuah obyek lalu ujung telunjuknya menekan tombol tertentu. Itulah sebagian proses pembentukan gambar foto yang memakan waktu lama. Perkembangan terbaru, dengan fitur kamera yang menyatu pada telepon seluler, foto bisa dilihat hasilnya seketika “ndak pake lama” dengan satu klik sentuhan.
Namun ternyata kata klik bisa pula digunakan untuk memaknai suatu denyut hubungan atau tautan pemikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain. Jika misalnya pemikiran, perasaan, atau gagasan si Budi direspons positif oleh si Suli, bisa dikatakan bahwa terjadi klik antara Budi dan Suli. Sebutan populernya, terdapat chemistry di antara keduanya.
Dalam Kamus Inggris-Indonesia John M. Echols dan Hassan Shadily, chemistry berarti ilmu kimia (Ct. XXV, 2000 : 110). Secara semantis, chemistry yang bersejajaran makna dengan klik mengandung arti interaksi atau hubungan antarindividu sehingga terasa nyaman dan cocok. Kesesuaian yang nyaman itu dilatarbelakangi sebuah proses secara kimiawi di dalam sel otak yang turut mengendalikan sifat hubungan tersebut sehingga terjadi ketersambungan. Pusat penggeraknya ada di otak. Secara emotik, chemistry terjalin karena di antara kedua belah pihak ada kesamaan berbagai hal, seperti visi atau pandangan, ide atau gagasan, bahkan hobi atau kegemaran.
“Klik!” merupakan tiruan bunyi tetikus yang ditekan ujung jari lalu bertransformasi menjadi kata klik. Kata klik jika diaktifkan menjadi mengeklik, jika dipasifkan menjadi diklik, dan jika diagentifkan (persona/pelaku) menjadi pengeklik. Para ahli filologi tradisional menyebut bentuk kata yang diperoleh dari tiruan bunyi sebagai onomatope. Sedangkan kalangan ahli linguistik menyebutnya simbolisme (symbolism).
Senada dengan onomatope “klik!”, ditemukan pula “tak tik!”, yakni tiruan suara halus detak jarum jam dinding. Jika dilafalkan secara normal seperti tak ada bedanya dengan kata taktik. Padahal taktik berarti rencana atau tindakan yang bersistem untuk mencapai tujuan; pelaksanaan strategi; siasat; muslihat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ct-7 1995: 994).
Pakar linguistik Harimurti Kridalaksana mengatakan onomatope adalah penamaan benda atau perbuatan dengan peniruan bunyi yang diasosiasikan dengan benda atau perbuatan itu. Sementara itu, kalangan pakar semantik memandang setiap bahasa mempunyai kata-kata onomatope.
Dalam bahasa Indonesia, bunyi balon atau pistol meletus dikatakan “dor!”. Bahkan untuk balon diabadikan pada lagu anak-anak, “Balonku Ada Lima”. Namun, dalam khazanah kebahasaan di Amerika, onomatope “dor!” dikatakan sebagai “bang!”. Bunyi atau suara kucing di Indonesia disepakati meong, sementara di Inggris meow. Masih terasa kemiripannya. Seperti juga cring untuk bunyi uang koin jatuh, di Inggris menjadi pling. Bunyi gluk gluk atau glek glek untuk menandai perbuatan orang meminum air karena kehausan berbanding mirip dengan glug.
Nama aplikasi media sosial populer Twitter diambil dari akar kata tweet dalam bahasa Inggris yang berarti tiruan suara burung. Jika diindonesiakan menjadi cuit. Konten atau isi Twitter lazim disebut cuitan. Namun aplikasi populer lain, yakni TikTok, belum begitu jelas apakah dilatarbelakangi bunyi “tik!” dan “tok!” atau tidak. Yang jelas, aplikasi ini berasal dari Cina buah cipta Zhang Yiming, berkonten video pendek durasi 15 detik dilengkapi musik yang bisa diunduh secara bebas. Pengunduh diberi keleluasaan untuk berkreasi menciptakan videonya sendiri.
Onomatope turut memperkaya perbendaharaan kata. Dalam genre drama atau pentas perpuisian, onomatope pun menambah tampilan seni tersebut terasa segar dan bernas.
*) EDITOR ONLINE, LULUSAN FAKULTAS SASTRA (KINI FAKULTAS ILMU BUDAYA) UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo