MENTERI Ginandjar Kartasasmita pernah mengatakan bahwa target bisa menjadi sesuatu yang berbahaya. Target mengakibatkan orang menghalalkan segala cara, sekadar untuk mencapainya. Harvard Business Review, baru-baru ini, juga menyoroti hal yang sama. Dengan judul Why Good Managers Make Bad Ethical Choices, majalah ini menyoroti beberapa kejahiliahan yang dilakukan para manajer dalam menyelenggarakan bisnis. Seorang profesor sosiologi di Universitas George Washington baru-baru ini menyimpulkan bahwa dua pertiga dari 500 perusahaan terbesar di Amerika Serikat pernah terlibat, atau melakukan -- dalam berbagai tingkatan -- tindakan yang tidak sah dalam penyelenggaraan bisnisnya. Manville Corporations, misalnya, hingga beberapa tahun lalu adalah perusahaan raksasa yang mantap dalam konstelasi bisnis Amerika. Kini, Manville sedang dalam proses pengalihan 80% sahamnya kepada sebuah badan trustee, yang mewakili orang-orang yang mengajukan klaim atas produk Manville dahulu -- asbestos. Sejak 40 tahun lalu, sebenarnya, informasi-informasi mengalir ke bagian medis Manville Corporations. Informasi lalu diteruskan ke eksekutif puncak. Informasinya adalah: bahwa debu asbes itu mengakibatkan penyakit -- yang kemudian disebut asbestosis -- yang dapat mengakibatkan kanker paru-paru. Tetapi para eksekutif perusahaan itu justru memutuskan untuk tidak melanjutkan riset tentang asbestosis, dan memerintahkan agar semua yang mengetahui informasi itu melakukan gerakan tutup mulut guna melindungi pemasaran produk asbes mereka. Sebuah testimoni yang diperoleh penyelidik atas perusahaan itu bahkan mengungkapkan hal yang lebih mengerikan. Yaitu, bagian medis telah diperintahkan menyembunyikan hasil foto ronsen para pegawai yang telah diketahui rusak paru-parunya, karena terlalu banyak menghirup debu asbes. "Apakah dengan cara itu sebenarnya Anda membiarkan para karyawan Anda mati pelan-pelan?" tanya penyelidik. Jawabnya? "Ya, dengan cara itu kami dapat lebih menghemat dana pengobatan." Memang mengerikan, Saudara, kalau demi target anggaran dan target pemasaran para eksekutif mengorbankan keselamatan hidup para pegawainya Padahal, dengan cara berpikir lateral-nya Edward de Bono mestinya para eksekutif itu dapat memutuskan bahwa mencari cara produksi yang aman bagi karyawan akan lebih murah daripada membayar kompensasi bagi karyawan yang menderita sakit karenanya. Kasus Manville ini memberikan ilustrasi tentang apa yang boleh dan apa yang tak boleh dilakukan para eksekutif perusahaan. Para eksekutif diharapkan dapat mencapai keseimbangan antara pencapaian target yang ditetapkan perusahaan dan kemampuan untuk tidak "menginjak" kepentingan serta hak orang lain. Keputusan-keputusan yang kita ambil sekarang bisa saja akan dianggap sebagai hal yang delinquent di masa yang akan datang. Karena itu, seorang eksekutif harus punya nurani yang kuat dan visi yang tajam untuk menembus konsep keseimbangan di masa depan. Bondan Winarno
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini