Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

10 Jenis Kura-Kura yang Dilindungi di Indonesia

Sebagai negara di wilayah tropis, Indonesia memiliki beragam flora dan fauna, salah satunya kura-kura. Berikut daftar kura-kura yang dilindungi di Indonesia.

3 Januari 2024 | 10.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas menunjukkan kura-kura leher ular (Chelodina mccordi) atau dikenal pula kura-kura rote yang baru dipulangkan dari Singapura di tempat karantina milik Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Timur di Kota Kupang, Kamis 23 September 2021. Jenis hewan ini telah dinyatakan kritis di habitat liarnya karena diperjualbelikan. (ANTARA/Kornelis Kaha)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai negara dengan kekayaan flora dan fauna, terdapat banyak jenis hewan yang beragam Indonesia. Kura-kura misalnya, terdapat banyak jenis yang tersebar di indonesia. Namun beberapa jenis sudah mulai langka. Bahkan jumlahnya terus bertambah.

Dilansir dari berbagai sumber, sedikitnya ada 14 jenis kura-kura yang dilindungi. Perlindungan terhadap hewan amfibi tersebut termuat dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi. Berikut 10 diantaranya: 

1. Kura-kura Ambon (Cuora amboinensis)

Dikutip dari internationalanimalrescue.com, kura-kura ini tergabung dalam famili geomydidae. Kura-kura ini cukup dikenal oleh banyak orang karena persebarannya yang juga ada pada banyak wilayah. Kura-kura ini tersebar di Sulawesi, Maluku, Sumatera, Natuna, Jawa, Kalimantan, Bali, Sumbawa, dan Timor.

2. Kura-kura Forsteni (Indotestudo forstenii)

Kura-kura dari famili testudinidae ini biasa disebut sebagai baning dan merupakan satwa endemik Sulawesi. Pada masyarakat etnis Kalili, kura-kura forsteni ini memiliki nama lain, yaitu bantiluku. Kura-kura ini termasuk dalam kategori terancam dengan level kritis (critically endangered) pada IUCN dan appendiks II pada CITES.

3. Kura-kura Hutan Sulawesi (Leucocephalon Yuwonoi)

Kura-kura dari famili geoemydidae ini merupakan satwa endemik pulau Sulawesi yang memiliki status konservasi critically endangered pada IUCN dan dikategorikan pada apendiks II pada CITES. Dewasa ini, populasi kura-kura hutan sulawesi kian menurun karena tingkat kerusakan alam dan habitatnya yang juga kian tinggi.

4. Kura-kura Moncong Babi (Carettochelys insculpta)

Kura-kura ini memang memiliki moncong yang mirip dengan babi. Selain itu, kura-kura ini juga dijuluki sebagai fly river turtle yang lagi-lagi julukannya didasari oleh morfologi yang dimilikinya. Keempat tangannya memiliki bentuk seperti sayap atau sirip renang seperti pada penyu laut. Kura-kura ini adalah satwa endemik Papua yang banyak ditemukan di sungai-sungai di Irian Jaya, yaitu di daerah Danau Jamur hingga daerah Merauke. Sebarannya saat ini telah sampai ke Australia bagian utara.

5. Kura-kura Leher Ular Rote (Chelodina mccordi)

Kura-kura ini merupakan hewan endemik Pulau Rote. Kura-kura ini memiliki leher yang cukup panjang menyerupai ular sehingga biasa disebut kura-kura leher ular rote. Dikutip dari kuranesia.com, sayangnya populasi kura-kura leher ular rote ini sudah sangat terancam punah. Kini, keberadannya tak bisa ditemukan lagi di danau-danau yang ada di Pulau Rote.

6. Biuku (Batagur baska)

Biuku memiliki pesona yang sangat menarik. Warnanya hitam legam dan mengkilat di seluruh bagian tempurungnya. Bentuk tubuhnya memanjang. Hal yang paling menarik ialah biuku merupakan kura-kura semi-aquatic yang mampu tumbuh sangat besar. Panjang postur tubuhnya bahkan bisa mencapai 70-80 cm

7. Beluku atau Tuntong (Callagur borneoensis)

Kura-kura ini memiliki habitat di muara sungai hingga sejauh 4-5 km ke arah hulu yang masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Tuntong laut kini termasuk salah satu kura-kura yang terancam punah. Selain karena perburuan tuntong laut untuk dijadikan hewan peliharaan, pengambilan telur kura-kura ini untuk dikonsumsi juga marak dilakukan.

8. Baning Cokelat (Manouria emys)

Baning cokelat dikenal pula dengan sebutan kura-kura emys atau kura-kura kaki gajah. Di Indonesia, habitat alami kura-kura ini berada di Pulau Kalimantan. Kura-kura emys ini biasanya tinggal di dalam pedalaman hutan. Makanannya berupa dedaunan, rumput, buah-buahan hutan, dan bunga-bunga liar.

9. Kura-kura Leher Ular Papua (Chelodina novaeguineae)

Pulau Papua juga mempunyai kura-kura endemik berleher panjang. Namanya yaitu kura-kura leher ular papua. Tergolong sebagai kura-kura semi-aquatic, kura-kura ini biasanya hidup di perairan tawar yang dangkal meliputi sungai dan danau. Di habitat alaminya, kura-kura leher ular papua ini biasa memakan ikan, cacing, jangkrik, udang, dan serangga-serangga kecil yang hidup di air.

10. Kura-kura Matahari (Heosemys spinosa)

Kura-kura ini juga dijuluki sebagai spiny turtle karena tepian tempurungnya yang berbentuk duri (spine). Kura-kura ini tersebar di Kalimantan, Sumatera, Riau, Bangka Belitung, Natuna, Nias, Malaysia, bahkan hingga Thailand. Kura-kura asal Indonesia ini merupakan hewan herbivora yang hidup di habitat dengan sungai-sungai dengan kedalaman air dangkal. Satwa ini telah dikategorikan sebagai satwa terancam (endangered) oleh IUCN atau selangkah lagi ke tahap terancam punah.

Pilihan Editor: 15 Hewan Punah yang Muncul Kembali

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus