Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

10 Tahun, 26 Ribu Trenggiling Indonesia Diselundupkan ke Cina

Tim dari Wildlfie Conservation Society membuat aplikasi Pan The Pangolin (trenggiling). Juara dua di Global Zoohackton 2019.

20 Februari 2020 | 05.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Salah kaprah menduga sisik trenggiling adalah obat, dan dagingnya yang lezat, membuat mamalia bersisik ini diburu. Foto: @pangolinconservation

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Trenggiling disebut sebagai satwa liar di Indonesia yang paling banyak diperdagangkan secara ilegal. Dalam sepuluh tahun terakhir, hampir 26 ribu ekor yang diburu lalu dikirim ke Cina untuk dikonsumsi sisik dan dagingnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pada 2019, seingat saya ada sekitar tujuh kasus yang kira-kira ada sekitar 200 ekor pangolin (trenggiling) dengan negara tujuan akhir adalah Cina," kata analis Wildlife Conservation Society (WCS), Yunita Setyorini, ketika berbicara dalam presentasi aplikasi melawan perdagangan satwa liar ilegal di Jakarta, Selasa 18 Februari 2020.

Yunita menjelaskan, trenggiling diburu dan diperdagangkan karena sisiknya dipercaya dapat menjadi bahan obat yang ampuh untuk beberapa penyakit seperti asma dan membantu meningkatkan vitalitas tubuh. Di acara yang digelar untuk memperingati Pangolin Day 15 Februari itu, Yunita mengingatkan kembali kalau perburuan itu menyebabkan mamalia itu kini terancam punah.

"Untuk studi populasi di Indonesia belum banyak diketahui, tetapi untuk status perdagangan sendiri trenggiling adalah mamalia yang paling banyak diperdagangkan dari Indonesia," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Petugas mengeluarkan sejumlah Trenggiling (Paramanis javanica) beku dari dalam kotak penyimpanan saat akan dimusnahkan di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Juanda, Surabaya, 8 Juli 2015. FULLY HANDOKO

Yunita dan kelima temannya dari Tim Navy Pangolin membuat prototipe aplikasi yang diberi nama Pan The Pangolin. Tujuannya, membantu analis mengumpulkan data perdagangan ilegal berupa artikel berita yang ada di internet, untuk mempercepat pekerjaan yang selama ini dilakukan secara manual.

Memakai teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) aplikasi itu dilombakan di kontes Global Zoohackton 2019 yang diadakan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, "Dan berhasil keluar sebagai juara kedua." Aplikasi itu yang membantu menghitung jumlah trenggiling Indonesia diperdagangkan secara gelap ke Cina.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus