Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banjir yang melanda wilayah Jati Asih, Bekasi, dan sekitarnya akibat curah hujan tinggi serta kiriman air dari wilayah hulu telah melumpuhkan aktivitas warga. Genangan air yang mencapai 3 meter itu juga membuat warga harus dievakuasi ke beberapa titik yang lebih aman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara keseluruhan, banjir yang melanda Kota Bekasi sendiri telah berdampak pada 16 kelurahan di 10 kecamatan. Menurut hasil kaji cepat per Rabu, 5 Maret 2025, sedikitnya 61.233 dari 18.738 kepala keluarga terdampak. Tidak ada korban jiwa atas peristiwa tersebut, kendati demikian banjir telah membuat mobilitas dan aktivitas masyarakat menjadi terkendala.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai langkah mitigasi dari potensi bencana susulan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaksanakan operasi modifikasi cuaca pada 4-8 Maret 2025.
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan operasi modifikasi cuaca akan dilanjutkan jika memang diperlukan. Terlebih berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, potensi curah hujan dapat kembali meningkat pada 11-15 mendatang.
“Nanti operasi modifikasi cuaca akan kita laksanakan sampai tanggal 8 Maret, kemudian istirahat sebentar, nanti tanggal 11 Maret kita mulai lagi karena menurut prakiraan BMKG akan timbul hujan lagi,” ungkap Suharyanto dari siaran pers, Kamis, 6 Maret 2025.
Suharyanto memastikan segala bentuk dukungan kebutuhan dasar pengungsi dan warga terdampak banjir Jati Asih, Bekasi telah diberikan secara maksimal hingga situasi serta kondisi kembali normal. BNPB juga mendirikan posko pengungsian di Gedung Logistik dan Peralatan yang berada tidak jauh dari lokasi terdampak banjir di Jati Asih, Bekasi.
“Upaya yang dilakukan BNPB beserta pihak terkait di antaranya aktivasi Posko Terpadu Penanggulangan Bencana, melaksanakan pencarian, evakuasi dan penyelamatan masyarakat terdampak, memastikan kebutuhan dasar pengungsi dipenuhi secara maksimal, dan melakukan pendataan terhadap barang, rumah masyarakat, infrastruktur, dan lain-lain yang rusak akibat banjir,” kata Suharyanto.