Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Berbagai Sampah Plastik Berbeda Lama Waktu Terurai

Sampah plastik sulit terurai. Bahkan beberapa jenis sampah plastik bisa terurai setelah ratusan tahun

14 Februari 2022 | 19.21 WIB

Penyelam dari komunitas Tunas Bahari Maluku menunjukkan sampah plastik yang diambil di perairan Pulau Haruku, Maluku, Selasa, 10 November 2020. ANTARA/Muhammad Adimaja
Perbesar
Penyelam dari komunitas Tunas Bahari Maluku menunjukkan sampah plastik yang diambil di perairan Pulau Haruku, Maluku, Selasa, 10 November 2020. ANTARA/Muhammad Adimaja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Sampah plastik sulit terurai. Bahkan beberapa jenis sampah plastik bisa terurai setelah ratusan tahun. Mengutip The Balance, plastik terbuat dari minyak Bumi. Adapun sekitar 1,6 juta minyak diperlukan untuk membuat botol plastik setiap tahun. Botol plastik akan terurai di alam sekitar 450 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Mengutip World Wide Fund for Nature (WWF) Australia, energi yang digunakan untuk memproduksi dan mengangkut botol plastik dapat mengisi bahan bakar 1,5 juta mobil selama setahun. Energi sebesar itu, 75 persen botol plastik hanya digunakan sekali pakai dan berakhir menjadi sampah yang mencemari lingkungan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Mengutip U.S. National Park Service, bungkus permen memerlukan waktu sekitar 20 tahun untuk terurai. Sedangkan, bungkus rokok memerlukan lebih dari 20 tahun sampai terurai.

Direktorat Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan, setiap sampah plastik berlainan lama waktu mengurainya. Kantong plastik akan terurai sekitar 10 tahun hingga 500 tahun.

Sedangkan sedotan plastik terurai sekitar 20 tahun. Adapun gelas plastik terurai dalam kurun waktu sekitar 50 tahun. Kemasan saset membutuhkan sekitar 50 tahun hingga 80 tahun supaya bisa terurai. Styrofoam tidak bisa terurai.

Walaupun sampah plastik bisa terurai dalam waktu puluhan hingga ratusan tahun, tapi tidak akan benar-benar hilang. Sisa sampah plastik berubah menjadi mikroplastik, partikel kecil yang tidak terlihat mata.  

Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) menjelaskan, sampah plastik yang terurai menjadi mikroplastik itu banyak dimakan ikan atau hewan ternak. Hal itu berbahaya untuk kesehatan hewan maupun manusia yang mengonsumsinya. Risikonya akan bisa mengakibatkan penyakit.

Lama waktu sampah plastik terurai sangat membahayakan lingkungan, karena akan terus menumpuk, termasuk berserakan di lautan. Kondisi itu akan mengancam kerusakan ekosistem di laut, sepertii dikutip dari situs web Sampah Laut. Plastik yang berserakan di lautan sekitar 60 persen hingga 80 persen dari jenis sampah lainnya.

Menurut catatan Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA), setiap tahun di Indonesia ada sebanyak 1,29 juta ton sampah plastik yang dibuang ke sungai hingga lautan.  

Dampaknya mengakibatkan banyak organisme laut yang mati akibat menelan sampah plastik. Seekor paus sperma berusia 10 tahun ditemukan mati terdampar di Pantai Luskentyre, Pulau Harris, Skotlandia pada November 2019.  Saat tim Scottish Marine Animal Strandings Scheme melakukan autopsi menemukan banyak sampah plastik dalam perut paus.

M. RIZQI AKBAR

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus