Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pariwisata bermitra dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk menyediakan informasi prakiraan cuaca di destinasi wisata, terutama pada musim padat liburan. Kepala Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif I Gusti Ayu Dewi Hendriyani mengatakan kanal informasi BMKG harus dipantau menjelang masa liburan akhir tahun. Indonesia sedang memasuki musim hujan saat periode Natal dan Tahun Baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Di tengah cuaca seperti saat ini, kami kolaborasi dengan BMKG, kami imbau (masyarakat) untuk cek kondisi cuaca dari berbagai akun yang ada di pemerintah,” katanya di sela sosialisasi informasi kepariwisataan di Nusa Dua, Bali, dikutip dari Antara pada Selasa, 10 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dewi menyebut lembaganya sudah menindaklanjuti kemitraan dengan BMKG pada pekan pertama bulan ini. Dia belum merincikan produk yang dibuat. Yang pasti, penyediaan informasi cuaca di destinasi pelesir menjadi bagian dari kampanye ‘Wisata di Indonesia Saja’.
Sejauh ini, BMKG memiliki sejumlah kanal informasi yang menyediakan prakiraan cuaca, mulai dari media sosial X. Instagram, serta Facebook. Ada juga informasi prediksi cuaca dan berbagai peringatan dini yang disebar secara resmi melalui aplikasi perpesanan WhatsApp.
Pada Agustus 2024, BMKG diketahui sedang mengembangkan aplikasi yang bernama Signature bersama Kemenpar. Aplikasi prakiraan berbasis dampak, artinya memprediksi dampak tertentu dari cuaca di sejumlah tempat wisata di Indonesia.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan Signature juga memberikan rekomendasi kepada wisatawan atau pengguna aplikasi. Masukan yang diberikan kepada pengguna berbeda tergantung jenis situasi atau bencana yang terjadi.
“Apakah harus mengenakan baju hangat, harus banyak minum air putih, atau harus membawa obat-obatan," kata Dwikorita, pada 19 Agustus 2024
Proyek percontohan atau pilot project Signature hanya ditempatkan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Dwikorita menyebut aplikasi ini bakal diluncurkan pada November atau Desember tahun ini. Waktu peluncuran tersebut dipilih sesuai periode terjadinya peningkatan curah hujan dan La Nina.
Tempat wisata lainnya, secara bertahap, juga menjadi lokasi penempatan sistem ini. Untuk tahap awal, aplikasi ini masih dipisahkan dari kanal prakiraan cuaca BMKG yang sudah ada, namun pada akhirnya tetap akan dilebur.
Hendri Agung Pratama berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Pemprov Jakarta Resmikan 200 Unit Bus Listrik Baru Transjakarta