Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gempa bumi dengan magnitudo 4,1 terjadi di wilayahh Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur, Sabtu, 30 November 2024. Titik koordinat gempa berada di 8,29° LS; 122,16° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 37 kilometer barat laut Maumere, Sikka, pada kedalaman 10 kilometer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, mengatakan, episentrum gempa tektonik tersebut berdekatan dengan titik gempa pada 1992 yang menyebabkan tsunami.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Gempa besar berkekuatan 7,8 yang terjadi di lepas pantai Flores, pada hari Sabtu, 12 Desember 1992, pukul 13:29 WITA memicu tsunami dengan ketinggian maksimum 26 meter yang menghancurkan permukiman di pesisir pantai Flores,” kata Daryono dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 30 November 2024.
Pada tahun 1992 itu, kata Daryono, setidaknya 2.500 orang meninggal atau hilang di Laut Flores, termasuk 1.490 orang meninggal di Maumere dan 700 orang di Pulau Babi. Kemudian lebih dari 500 orang terluka dan 90 ribu orang kehilangan tempat tinggal. “Peristiwa ini merupakan salah satu gempa dan tsunami paling mematikan di Indonesia,” ucapnya.
Daryono mengatakan, gempa magnitudo 4,1 pada Sabtu lalu dampaknya tidak sebesar 1992 itu. Jenisnya gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar naik busur belakang Flores (Flores Back Arc Thrust). Hasil analisis BMKG memperlihatkan mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault).
Dampak gempa, berdasarkan laporan masyarakat, dirasakan di wilayah Maumere dalam skala II-III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang, dan seakan-akan ada truk berlalu).
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Daryono memastikan gempa juga tidak berpotensi tsunami.