Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mengerahkan tim yang berjumlah 25 orang lebih sejak Selasa, 2 Januari 2024, hingga sepekan ke Sumedang untuk mengidentifikasi sesar penyebab Gempa Sumedang yang merusak ratusan rumah warga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
”Mengenali jalur sesar pembangkit gempa, jenis tanah untuk tata ruang berbasis risiko gempa, juga edukasi pemahaman masyarakat dan cara selamat tehadap bahaya gempa,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Rabu 3 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim yang anggotanya terdiri dari lintas disiplin ilmu itu terbagi menjadi beberapa bagian. Menurut Daryono, ada kelompok yang melakukan penginderaan jarak jauh menggunakan teknologi Light Detection and Ranging atau LIDAR, kemudian mengkaji dari sisi geologi dan geofisika. Adapun tim seismik dilengkapi belasan alat portable seismograf untuk mencatat gempa-gempa kecil yang bisa mengidentifikasi sesar.
Gempa-gempa kecil yang ingin diperoleh mulai dari magnitudo 1,0 dan tidak terasa getarannya oleh manusia. Sebaran sumber gempa-gempa kecil itu penting diketahui untuk mengetahui pola dan jalur patahannya seperti apa. Sejauh ini menurut catatan BMKG sebaran sumber Gempa Sumedang tidak jauh. “Sekitar itu saja radius 3 kilometeran dari Kota Sumedang,” kata Daryono.
Dari kegempaan yang terjadi sejak 31 Desember 2023, sementara ini diketahui suatu pola, namun masih perlu divalidasi oleh tim yang dikerahkan ke lapangan. “Tampaknya ada pola kelurusan (sesar) arah utara-selatan, tapi ini masih didalami dan belum jadi hasil yang valid karena belum terkumpul semua datanya,” ujar Daryono.
Tim lapangan melibatkan staf BMKG Pusat, Ciputat, Bandung, dan Sekolah Tinggi BMKG atau STMKG. Masa kerjanya antara 3-7 hari, yang paling lama tim seismik untuk mengumpulkan data gempa-gempa minor atau kecil. “Sebarannya di sekitar Kota Sumedang mengelilingi episenter gempa susulan,” kata dia.
Sumber Gempa Sumedang dari sesar atau patahan apa sejauh ini masih menimbulkan silang pendapat di kalangan ahli gempa, geologi, dan akademisi. Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi atau PVMBG Badan Geologi dan ahli gempa dari Institut Teknologi Bandung Irwan Meilano misalnya, menduga Gempa Sumedang terkait dengan pergerakan Sesar Cileunyi-Tanjungsari.
Sementara BMKG juga Dosen Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Ismawan di laman Unpad, tidak yakin Sesar Cileunyi-Tanjungsari yang menyebabkan Gempa Sumedang.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.