Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan ancaman bahaya bencana hidrometeorologi di Sumatera Barat selama La Nina. Potensi tersebut akan bertambah besar selama kejadian anomali iklim global itu terjadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman Desindra Deddy Kurniawan mengatakan Indonesia sedang dilanda La Nina ringan atau musim hujan yang panjang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kondisi ini diperkirakan terjadi hingga awal 2025, tetapi La Nina memiliki pengaruh yang berbeda di setiap wilayah. “Kami melihat La Nina sedang melanda Indonesia, sehingga intensitas hujan akan lebih tinggi,” katanya.
Dia mengatakan La Nina paling dominan terjadi di wilayah timur dan tengah Indonesia, namun juga sedikit berpengaruh ke wilayah Sumatera.
Menurutnya, untuk Sumatera Barat, yang juga turut mempengaruhi cuacanya, yakni Indien Ocean Dipole (IOD). “Saat ini IOD ini menunjukan aktif di Sumatera sehingga berpengaruh kepada Sumatera Barat. IOD ini mengakibatkan penumpukan awan yang menyebabkan terjadi musim hujan panjang,” katanya saat dihubungi Tempo.
Dua hal yang mempengaruhi cuaca Sumatera Barat ini akan sangat berdampak terjadinya bencana hidrometeorologi, terutama daerah pegunungan seperti Bukittinggi, Agam dan sekitarnya. “Ya jelas ini sangat mengancam terjadinya bencana hidrometeorologi,” katanya.
Merujuk kepada Data Informasi Bencana Indonesia Badan Nasional Penanggulangan Bencana, ada sebanyak 48 peristiwa bencana yang terjadi di Sumatera Barat sepanjang 2024. Jenis bencana yang mendominasi, yakni banjir dan tanah longsor.