Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

BNPB: Peralihan El Nino ke La Nina Picu Peningkatan Bencana Hidrometeorologi di Wilayah Utara Ekuator

BNPB menyatakan, peralihan El Nino ke La Nina picu peningkatan hujan dan bencana hidrometeorologi di wilayah di utara ekuator.

2 Juli 2024 | 10.49 WIB

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan sebaran dan dampak banjir Kalimantan dalam Disaster Briefing daring di Jakarta, Senin 12 September 2022. (Antara/Devi Nindy)
Perbesar
Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan sebaran dan dampak banjir Kalimantan dalam Disaster Briefing daring di Jakarta, Senin 12 September 2022. (Antara/Devi Nindy)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, dampak fenomena peralihan cuaca dari El Nino ke La Nina mulai dirasakan oleh masyarakat di sejumlah daerah yang berada sisi utara ekuator Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siaran daring yang diikuti di Jakarta, Senin 1 Juli 2024, mengatakan, dampak peralihan ini memicu peningkatan hujan hingga menimbulkan bencana hidrometeolorogi basah; banjir bandang, angin puting beliung, dan tanah longsor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

BNPB mendapati dampak tersebut secara khusus sepanjang dasarian III Juni 2024 yang mulai melanda sejumlah daerah utara ekuator seperti Sumatera Utara, Maluku Utara, dan Sulawesi Tengah. 

“Setelah angin puting beliung melanda Deli Serdang, beberapa hari lalu banjir melanda Bolaang Mongondow, Gorontalo, dan daerah lainnya di Sulawesi Tengah yang lebih dari 3.233 jiwa terdampak, saat Indonesia umumnya sedang musim kemarau,” kata Muhari seperti dikutip Antara.

Kondisi ini terjadi, kata Muhari, karena La Nina semakin memperkuat keberadaan fenomena atmosfer Madden Julian Osciliation (MJO) yang bergerak dari barat ke timur Indonesia dalam pembentukan awan penghujan sisi utara ekuator Indonesia. 

Berdasarkan analisa BNPB, dampak La Nina tersebut diprakirakan akan berlangsung hingga dasarian II Juli 2024 dan juga berpotensi meluas hingga menyasar Papua Barat dan sekitarnya. “Prediksi ini tidak berubah karena berdasarkan prakiraan curah hujan dan tidak hanya berpatokan pada prakiraan cuaca daerah yang berpotensi dilanda bencana tapi dilihat dari rekam jejak bencana 10 tahun terakhir,” kata Muhari.

Untuk memperkecil risiko potensi bencana hidrometeologis, BNPB mengimbau pemerintah daerah untuk tetap mengintensifkan upaya pencegahan dengan membersihkan aliran sungai, drainase, dan secara aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengakses informasi perkembangan cuaca.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus