Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Gempa bermagnitudo 6,2 di Laut Selatan Jawa Barat tidak hanya terasa kencang dan lama getarannya. Lindu menjelang tengah malam pada Sabtu 27 April 2024 itu juga dilaporkan mengakibatkan kerusakan bangunan di berbagai daerah dan mengakibatkan beberapa korban terluka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari data sementara yang masuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, laporan dampak terbanyak di wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan Garut. Di akun resmi Instagram BPBD Jawa Barat, aliran listrik terputus di Kabupaten Tasikmalaya mencakup Kecamatan Singaparna, Sodonghilir, Cigalontang, Bojonggambir, Taraju, dan Puspahiang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun beberapa laporan kerusakan bangunan seperti Gedung Pramuka di Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya. Dari rekaman video yang beredar, terlihat plafon gedung runtuh dan kaca-kaca pecah. Masjid Jami Al Mansuriah di Desa Mekarwangi Kecamatan Cisayong juga rusak setelah gempa. Dari video amatir terlihat kondisi di bagian dalam ruangan utama masjid yang beberapa bagian plester temboknya rontok.
Sebuah ruangan di Rumah Sakit SMC juga dilaporkan rusak dan merontokkan lembaran plafon hingga berserakan di ranjang pasien. Beberapa rumah warga pun dilaporkan mengalami rusak ringan hingga ambruk. Menurut keterangan BPBD, pendataan dan laporan masih terus dikumpulkan petugas dari berbagai daerah seperti Sukabumi, Cianjur, Bandung, Ciamis, dan Pangandaran.
Selain itu dilaporkan juga dua warga di Garut yang mengalami cedera karena jatuh dan tertimpa seng. Kedua korban warga Kampung Leuwisimar Desa Mandalakasih, Kecamatan Pameungpeuk. Mereka lalu dilarikan ke instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat.
Pusat sumber gempa bermagnitudo 6,2 itu, menurut Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), berada di laut yang berjarak sekitar 156 kilometer arah barat daya dari Kabupaten Garut. Sumber gempa berkedalaman 70 kilometer atau tergolong menengah. Pemicunya, deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa barat (intra-slab earthquake).
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, guncangan terkuat pada skala intensitas IV MMI atau bisa dirasakan banyak orang yaitu di daerah Sukabumi dan Tasikmalaya. Adapun di Bandung dan Garut antara III-IV MMI. Sedangkan daerah lain seperti Tangerang, Tangerang Selatan, Bogor, DKI Jakarta, Kebumen, Banyumas, Cilacap dan Purwokerto, merasakan gempa pada skala III MMI atau guncangan lindu terasa di dalam rumah seakan ada truk berlalu.
Getaran gempa yang terasa meluas hingga Bantul, Sleman, Kulonprogo, Trenggalek, dan Malang, terasa pada skala intensitas II MMI. Gempa hanya dirasakan oleh beberapa orang dan membuat benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Dari hasil pemodelan BMKG, gempa kuat itu tidak berpotensi tsunami.