Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Cegah Genangan Air dan Banjir, Begini Cara Membuat Lubang Biopori

Biopori adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi genangan air dan banjir. Berikut cara membuat lubang biopori.

4 Januari 2023 | 08.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi genangan air dan banjir. Cara paling sederhana adalah membuang sampah pada tempatnya serta membersihkan saluran air. Namun, ada cara lain yang dapat dilakukan, yaitu membuat lubang resapan biopori.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam jurnal Proceeding Senandimas Undiksha berjudul Lubang Resapan Biopori Sebagai Solusi Penanganan Masalah Sampah dan Peningkatan Resapan Air yang ditulis Ketut Sudiana, dkk., pada dasarnya istilah biopori merupakan lubang-lubang di tanah yang ditimbulkan oleh makhluk hidup atau mikroorganisme.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Metode lubang resapan biopori ini pertaman kali dipopulerkan oleh seorang profesor dari Institute Pertanian Bogor. Di mana lubang yang dibuat secara tegak lurus (vertikal) ke dalam tanah dengan diameter 10-30 sentimeter dan kedalaman 30-100 sentimeter.

Lubang ini diisi dengan sampah organik yang berfungsi untuk menjebak air yang mengalir di sekitarnya, sehingga dapat menjadi sumber cadangan air bagi air bawah tanah, tumbuhan di sekitarnya, dan dapat juga membantu pelapukan sampah organik untuk menjadi kompos.

Air yang menggenang di atas permukaan tanah bisa diserap ke dalam lubang resapan biopori, sehingga hal ini dapat mengurangi genangan air ketika musim hujan.

Adapun cara membuat lubang resapan biopori sangat mudah, yaitu sebagai berikut:

1. Buat lubang silindris di tanah dengan diameter 10-30 sentimeter dan kedalaman 30-100 sentimeter. Buatlah beberapa lubang dengan jarak antarlubang 20-100 sentimeter.

2. Kuatkan mulut lubang dengan semen setebal 2 sentimeter dan lebar 2-3 sentimeter. Berikan pengaman agar tidak ada anak kecil atau orang yang terperosok ke dalam lubang.

3. Isi lubang dengan sampah organik seperti daun, sampah dapur, ranting pohon, dan lain-lain. Sampah-sampah ini lama-kelamaan akan menyusut dan diakhir musim kemarau dapat diambil sebagai pupuk kompos. Lalu lubang bisa diisi lagi dengan sampah organik ketika memasuki musim hujan.

FANI RAMADHANI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus