Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Curah Hujan Meningkat, Badan Geologi Memperingatkan Potensi Letusan Freatik Gunung Tangkuban Parahu

Saat ini aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu didominasi oleh gempa berfrekuensi rendah.

5 Desember 2024 | 20.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Hembusan asap putih tipis dari Kawah Ratu dan Kawah Ecoma di Gunung Tangkuban Parahu pada 28 Februari 2024 pukul 05.31 WIB, (Dok.PVMBG)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperingatkan potensi bahaya letusan freatik Gunung Tangkuban Parahu dengan mulai meningkatnya curah hujan di bulan Desember ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Mengingat sifat erupsi Gunung Tangkuban Parahu lebih didominasi oleh jenis erupsi freatik yang disebabkan terjadinya kontak antara air dan magma atau material panas di dalam gunung api, tanpa ada keluarnya magma ke permukaan,” kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam keterangannya, Kamis, 5 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wafid mengatakan letusan freatik berpotensi terjadi saat air bertemu dengan material vulkanik panas yang panas. “Saat air (air tanah, air hujan, atau danau kawah) bertemu dengan material vulkanik panas, terjadi pemanasan yang sangat cepat, menghasilkan uap dengan tekanan tinggi dan menghasilkan erupsi freatik,” kata dia.

Menurutnya, saat ini aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu didominasi oleh gempa berfrekuensi rendah yang mengindikasikan aktivitas pergerakan fluida di kedalaman dangkal atau dekat permukaan.

“Peningkatan gempa frekuensi rendah ini berkorelasi dengan peningkatan intensitas hembusan gas. Peningkatan ini dapat terjadi karena perubahan (akumulasi) tekanan di kedalaman dangkal, sementara itu indikasi akumulasi tekanan dari magma dalam belum teramati,” kata dia.

Wafid meminta masyarakat mewaspadai potensi terjadinya letusan freatik dengan curah hujan yang mulai meningkat di sekitar wilayah Gunung Tangkuban Parahu. “Perlu diwaspadai potensi bahaya berupa erupsi freatik, yaitu erupsi yang terjadi tanpa ada peningkatan gejala vulkanik yang jelas atau signifikan. Erupsi freatik jika terjadi dapat disertai hujan abu dan lontaran material di sekitar kawah,” kata dia.

Badan Geologi saat ini masih menetapkan status aktivitas Gunung Tangkuban Parahu dalam status Level I atau Normal. Dengan status tersebut Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendekat ke dasar kawah, tidak berlama-lama dan tidak menginap di area kawah aktif yang berada di Gunung Tangkuban Parahu.

“Segera menjauhi/meninggalkan area sekitar kawah jika teramati peningkatan intensitas/ketebalan asap kawah dan/atau jika tercium bau gas yang menyengat untuk menghindari potensi bahaya paparan gas beracun maupun erupsi freatik,” kata Wafid.

Gunung Tanngkuban Parahu memiliki sembilan kawah aktif, dua di antaranya merupakan kawah utama yang berada di area puncak, yakni Kawah Ratu dan Kawah Upas. Catatan letusan Gunung Tangkuban Parahu umumnya berupa letusan freatik dari Kawah Ratu.

Badan Geologi mencatat aktivitas erupsi terakhir Gunung Tangkuban Parahu terjadi pada tahun 2019, yakni berupa letusan freatik dari Kawah Ratu yang terjadi tanggal 26 Juli 2019 pukul 15.48 WIB. Saat itu Badan Geologi menaikkan status aktivitas Gunung Tangkuban Parahu menjadi Level II atau Waspada. Fase erupsi terjadi selama hampir tiga bulan.

Badan Geologi kemudian menurunkan kembali status Gunung Tangkuban Parahu menjadi Level I atau Normal hingga saat ini, berbareangan dengan menurunnya aktivitas vulkaniknya. Hingga saat ini aktivitas vulkanik gunung tersebut berupa hembusan asap dari Kawah Ratu berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal dengan ketinggian berkisar 5-110 meter dari dasar kawah.

Rekaman aktivitas kegempaan dalam dua tahun terakhir berupa gempa hembusan yang jumlahnya rata-rata 5 kejadian per hari, serta gempa vulkanik yang berasosiasi dengan suplai magma sangat jarang terekam.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus