Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gempa berkekuatan 6,3 Magnitudo yang terjadi di Bengkulu pada Rabu malam, 10 Februari 2021, dipicu subduksi lempeng di Megathrust Enggano. Sumber gempa berada di segmen megathrust pemilik magnitudo tertarget hingga 8,4 yang juga pernah merilis gempa 7,9 M pada 2000 lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kalau menurut teori zona ini sudah rilis, hampir semua zona megathrust barat Sumatra sudah rilis energi besarnya kecuali Kepulauan Mentawai," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, menjelaskan lewat akun media sosial Twitter, Rabu malam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, BMKG mengungkap gempa sekuat 6,5 M--diperbarui menjadi 6,3-- terjadi dari laut, 202 kilometer arah barat daya Manna, Bengkulu Selatan. Gempa yang terjadi pada pukul 19.52.28 WIB itu berasal dari kedalaman 10 kilometer.
Sekalipun kekuatannya besar, gempa tak dirasakan sebagian besar warga di Bengkulu. BMKG mengukur intensitas gempa itu tertinggi sebatas skala III MMI atau terasa nyata di dalam rumah seakan ada truk melintas. "Bnyak yg dak teraso," seperti dicuitkan pemilik akun @TehTarik_MaxTea membalas info gempa dari BMKG tersebut.
Gempa-gempa di Zona Megathrust di barat Sumatera. twitter/@DaryonoBMKG
Daryono, dalam keterangannya, menyertakan peta kejadian gempa di zona megathrust di laut, sebelah barat Sumatera. Dia menandai sebanyak lima segmen yang seluruhnya dikategorikan telah merilis energi yang tersimpan karena pergerakan lempengnya, kecuali satu yang mencakup Kepulauan Mentawai.
Baca berita Gempa Bengkulu sebelumnya:
Gempa 5,1 M Guncang Bengkulu, Sumber Dekat Gempa Kuat 1971 dan 2001
Gempa kuat di segmen itu terakhir dicatat pada 1797. Bandingkan dengan di empat segmen lainnya yang dicatat merilis gempa besar terakhir masing-masing, mulai dari paling utara, pada 2004, 2005, 2007 dan 2000.
.