Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Balai Arikeologi Papua menemukan pecahan gerabah unik di situs Kampung Lama Abar, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura, Papua, yang merupakan situs hunian prasejarah. Situs ini berada di tepi Danau Sentani, yang permukaannya ditumbuhi rumput ilalang, lingkungan sekitar berupa hutan sagu, dan terdapat mata air.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arkeolog dari Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto, telah melakukan survei permukaan tanah di situs Kampung Lama Abar, dan berhasil ditemukan pecahan gerabah. Pecahan gerabah ini sangat unik, berbeda dengan gerabah masa kini yang dihasilkan oleh masyarakat Abar. Kampung Abar merupakan satu-satunya kampung yang masih eksis membuat gerabah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pecahan gerabah yang ditemukan di situs, terdapat dua jenis, berdinding tebal dan berdinding tipis,” ujar dia, saat dihubungi Selasa malam, 6 Juli 2021.
Gerabah berdinding tebal merupakan tempayan, pada masa lalu dipergunakan untuk menyimpan tepung sagu dan air. Sedangkan, gerabah berdinding tipis, merupakan periuk, digunakan untuk memasak.
Menurut Hari, gerabah di situs ini, bagian tepiannya juga berfungsi sebagai pegangan saat mengangkat gerabah dari tungku. Selain itu pecahan gerabah situs Kampung Lama Abar juga berpola hias lubang, yang dibuat dengan cara ditusuk.
“Lubang ini selain berfungsi sebagai estetika juga berfungsi untuk mengikat tali, saat gerabah diangkat. Atau untuk mengikat gerabah di atas perapian,” kata Hari.
Survei tersebut termasuk dalam penelitian arkeologi yang melibatkan dosen antropologi Universitas Cenderawasih, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbangda) Kabupaten Jayapura, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayapura. Survei tetap dilakukan meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19.
Hari menerangkan, Distrik Ebungfauw termasuk zona hijau Covid-19 di Kabupaten Jayapura. Selama penelitian, kata dia, tim melakukan kegiatan lapangan dengan mengikuti protokol kesehatan.
“Sebelum turun ke lapangan, masing-masing anggota tim melakukan rapid antigen, dan selama di lapangan selalu menerapkan standar prokes,” tutur Hari.
Baca:
Bio Farma: Sensitivitas Alat Tes Covid-19 Sampel Kumur Bio Saliva 95 Persen