Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - BMKG mengamati beberapa kondisi atmosfer yang berperan dalam cuaca ekstrem di Indonesia saat ini. Di antaranya adalah fenomena Dipole Mode negatif serta gelombang atmosferik Rossby dan Kelvin yang dapat memicu peningkatan awan hujan di beberapa wilayah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kondisi itu semakin diperkuat oleh adanya lapisan udara lokal yang tidak stabil. Belokan dan perlambatan angin dalam skala regional juga teridentifikasi berperan meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di beberapa wilayah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, BMKG juga mengungkap adanya Siklon Tropis Man-Yi aktif di wilayah utara Indonesia. Tepatnya di utara Papua bergerak ke arah barat dan tumbuh semakin kuat. Man-Yi sebelumnya adalah bibit siklon 9W dan ganti menguat setelah Siklon Tropis Usagi di Laut Filipina melemah.
Man-Yi memberikan dampak hujan sedang hingga lebat di wilayah Provinsi Sulawesi Utara dan Maluku Utara. Hal ini seperti dituturkan BMKG dalam Prospek Cuaca Mingguan periode 15-21 November 2024 dan juga analisis Siklon Tropis Man-Yi pada Minggu, 17 November 2024.
Siklon Man-Yi juga disebutkan bisa menyebabkan gelombang tinggi 1,25 sampai 2,5 meter di wilayah perairan Kepulangan Sangihe–Talaud, Laut Maluku, perairan utara Halmahera, perairan utara Papua Barat Daya dan Papua, Samudera Pasifik utara Papua Barat dan Papua, dan Laut Halmahera.
BMKG mengimbau masyarakat di sekitar perairan tersebut untuk tetap waspada terhadap gelombang tinggi yang dapat mengganggu aktivitas pelayaran dan perikanan.
Hasil analisis Minggu pagi menyebut Man-Yi sudah berada di Laut Filipina sebelah tenggara Pulau Luzon. Memiliki kekuatan 185 kilometer per jam, siklon tropis ini terus bergerak ke barat-barat laut.