Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran selama dua hari berturut-turut, Jumat dan juga Sabtu ini, 17 Agustus 2024, yang juga bertepatan dengan Hari Kemerdekaan RI ke-79. Dalam catatan Tempo, muntahan awan panas terakhir kali pada 20 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta merinci pada Jumat, awan panas guguran terjadi pukul 20.17 WIB. Jarak luncurnya 1.300 meter ke arah Barat Daya (Kali Bebeng).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun pada hari ini, awan panas Merapi meluncur pada pukul 12.27 WIB dengan jarak luncur 1.000 meter. Arahnya masih ke Barat Daya.
"Kami imbau masyarakat tetap menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso, Sabtu. Ditambahkannya, status Gunung Merapi sampai saat ini masih di Level III atau Siaga.
Berdasarkan pemantauan aktivitas Gunung Merapi sepekan terakhir, 9-15 Agustus 2024, BPPTKG Yogyakarta menyebut cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari. Sedangkan siang hingga sore hari berkabut.
Pada periode itu pula sempat terjadi satu kali awan panas guguran ke arah barat daya dengan jarak luncur 1.000 meter. Sementara guguran lava teramati sebanyak 289 kali sejauh maksimal 1.900 meter. Selain itu, 1 kali guguran lava ke arah selatan (hulu Kali Boyong) sejauh 1.000 meter dan 1 kali ke arah barat (hulu Kali Batang) sejauh 1.500 meter.
Morfologi kubah barat daya pekan ini teramati adanya perubahan akibat
adanya aktivitas pertumbuhan kubah, guguran lava, dan awan panas guguran. "Titik panas tertinggi kubah barat daya teramati 243 derajat Celsius, lebih rendah dari pengukuran sebelumnya 218,6 derajat," kata dia.
Berdasarkan analisis foto udara, volume kubah barat daya tersebut diperkirakan 2.671.500 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.366.900 meter kubik.