Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kanal twitter Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, @KementerianLHK, mencuit hari ini, 5 Juni diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Dalam memperingati hari tersebut, United Nations Environment Programme atau UNEP mengusung tema Ecosystem Restoration.
“Inilah saatnya bagi kita untuk terus menanam pohon, menghijaukan alam dan lingkungan, mengubah pola konsumsi, membersihkan sungai dan pantai, serta aktif menjaga dan merawat lingkungan. Kita adalah generasi yang berdamai dengan alam,” tulis @KementerianLHK.
World Environment Day atau WED 2021 dirayakan untuk memberi tahu orang-orang bahwa alam tidak boleh dianggap remeh dan harus dijaga. Pandemi virus corona COVID-19 yang menyebabkan orang-orang minim aktivitas dianggap menguntungkan bagi alam. Dengan tidak adanya aktivitas manusia di tengah lockdown yang disebabkan oleh virus corona, alam mendapatkan waktu untuk membersihkan diri.
Hari Lingkungan Hidup Sedunia awalnya dibuat pada hari pertama Konferensi PBB yang berfokus pada interaksi manusia dan lingkungan hidup. Pada 1969, PBB setuju, setelah 3 tahun mereka akan mengadakan konferensi di Swedia yang berfokus pada masalah lingkungan. WED pertama kali dirayakan dengan slogan “Hanya Satu Bumi" (Only One Earth).
Terkait tema Restorasi Ekosistem, menukil dari unep.org, Pakistan akan bertindak sebagai tuan rumah global pada 5 Juni. Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021 akan melihat peluncuran Dekade PBB tentang Restorasi Ekosistem. Pada pereingatan WED ini Pakistan akan menyelesaikan penanaman 1 miliar pohon sebagai bagian dari gerakan 10 miliar pohon.
Menukil dari buku panduan Restorasi Ekosistem, adapun cara yang bisa dilakukan untuk memperingati WED 2021 ini yaitu, mengambil tindakan seperti memulai atau mendukung proyek restorasi di lapangan. Lebih lanjut, masyarakat dapat membuat pilihan cerdas seperti hanya membeli produk berkelanjutan dan mengubah pola makan.
Selain itu, menghidupkan kembali ekosistem yang terdegradasi, misalnya dengan menanam pohon, membersihkan tepian sungai, atau sekadar memberi ruang bagi alam untuk pulih. Langkah terakhir yang dapat dilakukan untuk mendukung gerakan Restorasi Ekosistem yakni dengan angkat suara untuk mendukung konservasi dan restorasi ekosistem
“Tetapi sama seperti kita yang menyebabkan krisis iklim, krisis keanekaragaman hayati dan krisis polusi, kita dapat membalikkan kerusakan yang telah kita lakukan; kita bisa menjadi generasi pertama yang menata ulang, menciptakan kembali, dan memulihkan alam untuk memulai tindakan demi dunia yang lebih baik,” kata Inger Andersen, Direktur Eksekutif UNEP, dalam pesannya di Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
GERIN RIO PRANATA
Baca: Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Jakarta Selatan Ajak Warga Matikan Lampu Sejam
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini