Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seekor Harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) masuk kandang jebak milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatra Barat atau BKSDA Sumatera Barat di Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, pada Minggu, 4 Februari 2024. Kandang jebak itu memang dibuat untuk penanganan konflik warga setempat dengan harimau yang telah berlangsung sejak Juni tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Harimau itu diketahui berjenis kelamin betina, memiliki panjang sekitar 1,6 meter, dan berat 70 kilogram. Dari kandang jebak itu, harimau kemudian dievakuasi ke Lembaga Konservasi Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan Kota Bukittinggi untuk titip rawat sementara. Rencananya, harimau itu nantinya akan dilepas liar kembali di habitatnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelaksana harian Kepala BKSDA Sumatera Barat, Antonius Vevri, mengatakan harimau dijebak menggunakan umpan seekor kambing. Dan sejak 31 Januari 2024, Antonius menambahkan, tim patroli sudah melakukan isolasi pergerakan satwa.
"Pada 2 Februari 2024 harimau sudah sempat masuk kandang jebak, namun lepas," katanya dikutip dari keterangan tertulis yang dibagikan, Senin 5 Februari 2024.
Dalam catatan BKSDA Sumatera Barat, konflik warga dengan harimau ini terjadi sejak Juni tahun lalu. Sebanyak 5 sapi dan 10 kambing milik warga sudah menjadi korban dimangsa harimau. Korban terakhir dicatat pada 2 Januari lalu.
"Upaya penghalauan sudah sering dilakukan selama enam bulan belakang, tapi Harimau Sumatera tersebut masih berkeliaran di sekitar pemukiman warga," kata Antonius
Karena penanganan dengan patroli dan pengusiran tidak berjalan maksimal, maka tim BKSDA membuat kandang jebak. Lokasi dipilih di sekitar kebun pinang milik warga yang dianggap biasa dilewati harimau.
Kini, setelah berhasil dievakuasi, harimau diharapkan dapat kembali dilepasliarkan di habitatnya yang jauh dari aktivitas masyarakat. Sedangkan di Tigo Nagari, pemantauan masih akan dilakukan selama tiga hari ke depan. "Sesuai SOP, sampai kondisi konflik dinyatakan benar-benar aman atau reda," ucap Antonius.