Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Harimau Sering Keluar dari Habitatnya di Sumut, Bahkan Memangsa Manusia

Walhi meminta pemangku kepentingan menyelesaikan akar permasalahan, yaitu habitat harimau terganggu oleh aktivitas manusia yang merusak.

19 Oktober 2020 | 06.30 WIB

Petugas membersihakan kandang Harimau Sumatera di Medan Zoo, Sumatera Utara. Foto: Antaranews
Perbesar
Petugas membersihakan kandang Harimau Sumatera di Medan Zoo, Sumatera Utara. Foto: Antaranews

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Medan - Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Utara Dana Prima Tarigan mengatakan harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) yang keluar dari habitatnya di daerah itu sering terjadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Bahkan, ada yang sampai memangsa manusia di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara," kata Dana di Medan, Ahad, 19 Oktober 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pada saat ini, kata dia, terjadi di Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo.

Ia meminta pemangku kepentingan sebaiknya menyelesaikan akar permasalahan, yaitu habitat dari hewan yang dilindungi tersebut terganggu oleh aktivitas manusia yang merusak.

"Perbatasan Kabupaten Karo dengan Kabupaten Langkat saat ini telah terjadi kerusakan hutan karena dirambah secara ilegal, totalnya mencapai lebih kurang 1.200 hektare, dan itu masih dalam kawasan Tahura," ujarnya.

Alih fungsi hutan secara ilegal tersebut, menurut dia, belum juga ada solusinya. Di luar itu, aktivitas di kawasan sekitar Gunung Sibayak Kabupaten Karo juga sepertinya sudah terjadi, bahkan merusak habitat harimau sumatra.

"Jadi, yang harus dilakukan sekarang ini adalah menyelesaikan perusakan hutan yang menjadi habitat harimau agar hewan itu tidak keluar dan akhirnya terjadi konflik dengan manusia," ucapnya.

Ditegaskan pula bahwa selama akar masalah tidak diselesaikan, permasalahan seperti ini akan terus terjadi.

Terkait penghentian pendakian ke Gunung Sibayak dan pencarian harimau tersebut, Dana memandang perlu pemerintah melakukannya. Akan tetapi, hal ini belum menjawab persoalan jangka panjangnya.

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus