Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprediksi hujan sedang hingga lebat berpotensi melanda wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) dua hari ke depan. Hujan ini diperkirakan bakal dimulai pada siang, sore hingga malam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagaimana diketahui, Juli-Agustus sudah memasuki puncak musim kemarau dan seharusnya sangat minim curah hujan. Namun menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hujan lebat di kala puncak musim kemarau masih berkemungkinan terjadi akibat dinamika atmosfer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kejadian hujan di musim kemarau merupakan fenomena umum, hal ini dikarenakan kondisi dinamika atmosfer yang sangat dinamis," kata Guswanto saat dihubungi Tempo, Senin, 4 Agustus 2024.
Menurut Guswanto, setelah gelombang atau dinamika atmosfer berhasil melewati wilayah Indonesia, maka normalnya intensitas curah hujan akan berangsur-angsur berkurang. "Agustus ini puncak musim kemarau, khususnya di wilayah-wilayah dengan pola hujan monsoonal (satu puncak musim hujan)."
Salah satu dinamika atmosfer yang memicu menimbulkan hujan lebat saat kemarau terjadi, kata Guswanto, imbas aktifnya gelombang Rossby Ekuator, khususnya di wilayah Jawa bagian tengah hingga barat. Gelombang yang aktif meningkatkan aktivitas konvektif dan memicu pertumbuhan awan hujan khususnya di Jabodetabek dalam dua hari terakhir.
Guswanto juga meninjau adanya daerah perlambatan kecepatan angin di Jakarta, Tangerang dan Bekasi dari arah timur dengan kondisi suhu muka laut yang menghangat. Ini menunjukkan potensi penguapan atau penambahan massa uap air di perairan sekitar Jabodetabek dan memicu terjadinya hujan sedang hingga lebat.
"Hujan sedang hingga lebat di Jabodetabek diprediksi masih dapat berpotensi hingga dua hari ke depan, mulai siang, sore hingga malam. Nilai kelembapan udara di Jabodetabek masih cukup basah >80 persen. Kondisi ini juga turut mendukung terbentuknya awan konvektif," kata Guswanto.