Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Demak - Menyusul jalur pantai utara atau pantura Demak-Kudus yang lumpuh terendam banjir sejak Ahad, 17 Maret 2024, kini jalur alternatif Demak-Kudus yang melalui Kabupaten Jepara juga terendam banjir pada Rabu, 20 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Titik banjir bandang di jalur alternatif itu berada di Kecamatan Mijen Kabupaten Demak. "Kurang lebih ketinggian 40 sentimeter," sebut Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Demak, Ajun Komisaris Lingga Ramadhani.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski tergenang air, kata Lingga, jalan Demak-Jepara tersebut masih bisa dilalui kendaraan besar. "Masih bisa dilewati tetapi untuk kendaraan roda dua tidak kami sarankan," tutur dia.
Jalur tersebut merupakan akses alternatif untuk melintas dari Demak ke Kudus atau sebaliknya. Jalur itu bisa dilewati melalui simpang Trengguli di Jalur Pantura Demak, kemudian arah ke Kudus di simpang Gotri Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara.
Selama banjir menggenangi pantura Demak-Kudus, kendaraan dialihkan melalui jalur itu. Akibatnya kendaraan-kendaraan antre untuk melintas. Kondisi tersebut diperparah munculnya titik-titik yang juga direndam banjir.
Kondisi seperti ini pernah terjadi sebulan sebelumnya. Ketika itu banjir melumpuhkan pantura Demak-Kudus pada 8 Februari 2024. Tak lama kemudian banjir juga menggenangi jalur alternatif melewati Kabupaten Jepara tersebut.
Banjir di Kabupaten Demak tersebut terjadi setelah tanggul Sungai Wulan tak mampu menahan debit air dan jebol. Air kemudian meluber merendam Kecamatan Karanganyar yang berbatasan dengan Kabupaten Kudus.
Di Demak banjir juga merendam belasan kecamatan dalam sepekan terakhir. Air menggenangi sebagian besar wilayah Kota Wali itu, termasuk pusat kota seperti alun-alun dan pendopo Kabupaten Demak.
Pilihan Editor: Ada Perusahaan Sukanto Tanoto Panen Kayu di Kawasan Inti IKN