Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Negara-negara yang memiliki tiga hutan hujan terbesar di dunia pada hari Sabtu sepakat untuk bekerja sama mengatasi deforestasi dan menjaga keanekaragaman hayati, namun gagal membentuk aliansi konkrit untuk melindungi penyerap karbon yang penting.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Reuters, Senin, 30 Oktober 2023, pengumuman ini disampaikan pada hari terakhir KTT Three Basins yang diselenggarakan di Republik Kongo, yang mempertemukan para presiden, LSM, pakar teknis, dan pejabat sektor keuangan untuk memperkuat tata kelola dan pelestarian Amazon, lembah sungai Kongo, dan hutan di Asia Tenggara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Negara-negara tersebut menyadari pentingnya kerja sama dan sepakat untuk mengembangkan cara-cara melindungi hutan dalam rencana tujuh poin.
“Kami menyadari bahwa kerja sama adalah sebuah kebutuhan mutlak, dan kami menyadari bahwa inisiatif untuk menyatukan ketiga wilayah sungai tersebut merupakan bagian dari dinamika yang tidak bisa dihindari,” kata Menteri Lingkungan Hidup Republik Kongo Arlette Soudan Nonault.
Ada kebutuhan mendesak untuk mengambil tindakan. Cekungan tersebut merupakan rumah bagi dua pertiga keanekaragaman hayati bumi, namun kerusakan yang cepat menyebabkan pelepasan karbon dioksida yang menyebabkan pemanasan global dan membahayakan target iklim global.
Deforestasi meningkat sebesar 4% di seluruh dunia pada tahun 2022, menurut laporan pada bulan Oktober yang menunjukkan bahwa negara-negara semakin menyimpang dari janji yang dibuat pada perundingan iklim PBB pada tahun 2021 untuk menghentikan dan membalikkan kehilangan dan degradasi pada tahun 2030.
Selama tiga hari pertemuan puncak di Brazzaville, para ahli dan pembuat kebijakan dari negara-negara yang memiliki hutan tropis membahas prioritas bersama menjelang perundingan iklim COP28 PBB bulan depan. Mereka mengkaji berbagai mekanisme pendanaan untuk membantu negara-negara berkembang melestarikan ekosistem penting mereka.
Di sela-sela acara, Republik Kongo menandatangani peta jalan kemitraan kehutanan dengan Uni Eropa yang bertujuan pada tahun 2030 untuk meningkatkan jumlah hutan yang dilindungi, dipulihkan atau dikelola secara berkelanjutan, menciptakan lebih banyak lapangan kerja terkait kehutanan, dan mengekang laju hilangnya hutan.
Organisasi-organisasi lingkungan hidup mengatakan pemerintah harus bertindak lebih jauh dari perjanjian yang disepakati pada hari Sabtu.
“Upaya lebih lanjut akan diperlukan untuk meningkatkan kolaborasi konkrit antara ketiga kawasan untuk mendorong tindakan nyata menghentikan deforestasi,” kata World Wildlife Fund dalam sebuah pernyataan.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.