Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerbitkan peringatan dini soal potensi gelombang tinggi di beberapa perairan pada 30-31 Agustus 2024. Prakirawan BMKG, Capriati Ariska Putri, mengatakan pola angin memicu peningkatan gelombang laut hingga 2,5-4 meter, terutama di Samudera Hindia Barat Kepulauan Mentawai-Lampung, serta di perairan sebelah selatan Banten.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran," ucapnya melalui keterangan tertulis, Jumat, 30 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Capriati mengimbau nelayan agar mewaspadai angin yang kecepatannya lebih dari 15 knot. Kapal ikan juga harus mewaspadai gelombang laut yang tingginya melebihi 1,25 meter. Adapun kapal tongkang harus memperhatikan risiko angin lebih dari 16 knot dan gelombang di atas 1,5 meter.
Adapun kapal penyeberangan diminta mewaspadai angin sekencang kebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. Kapal besar, seperti kargo maupun pesiar, harus mewaspadai kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.
Merujuk peringatan dini dari BMKG, Capriati menyebut pola angin di Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari tenggara ke barat daya dengan kecepatan 8-20 knot. Angin juga berhembus dari timur ke tenggara di wilayah Indonesia bagian selatan, dengan kecepatan yang hampir serupa "Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia Barat Kepulauan Mentawai-Bengkulu, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten.”
Ada juga peringatan dini soal risiko gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di perairan utara Pulau Sabang, perairan barat Aceh-Kepulauan Mentawai, perairan Pulau Enggano-Bengkulu, Samudra Hindia Barat Aceh-Kepulauan Nias, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Jawa-Pulau Sumba, Selat Bali-Lombok-Alas-Sape bagian selatan, serta Selat Sumba bagian barat.
Potensi gelombang itu juga ada di Laut Sawu, Samudra Hindia Selatan Jawa Barat-Nusa Tenggara Timur, Laut Natuna Utara, dan Laut Arafuru. "Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir agar tetap selalu waspada," ucap Capriati.