Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tambahan 2.657 kasus positif yang dilaporkan hari ini, Kamis 9 Juli 2020, menjadikan total kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 70.736 orang. Dalam peta penularan di dunia yang dibuat Johns Hopkins University di Amerika Serikat, Indonesia dengan jumlah kasus sebanyak itu berada di urutan 26 negara dengan jumlah penduduk paling banyak terinfeksi virus corona penyebab penyakit tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai perbandingan, Cina, negara pertama yang mengalami epidemi infeksi virus corona jenis baru tersebut melaporkan 84.950 kasus dalam daftar yang sama. Cina kini di urutan 23 setelah sekian lama berada di urutan pertama dunia di awal pandemi per Maret lalu. Saat ini Cina telah menyatakan berhasil mengendalikan gelombang kedua wabah virus penyebab pneumonia itu di negaranya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah negara yang pernah ‘menemani’ Cina di puncak daftar seperti Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, dan Inggris juga beringsut berkat pengendalian ketat penularan lewat pemeriksaan dan pelacakan yang massif. Masing-masing kini berada di urutan 17, 16, 11, 9, dan 7.
Sedang negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak saat ini masih Amerika Serikat (3.055.444 kasus positif infeksi) diikuti Brasil (1.713.160), India (767.296) dan Rusia (706.179). Urutan 5 dan 6 masing-masing tercatat Peru dan Cile dengan jumlah kasus yang dilaporkan 312.911 dan 303.083.
Secara keseluruhan, virus corona Covid-19 per artikel ini dibuat telah menginfeksi sebanyak 12.062.283 orang di muka Bumi sejak terdeteksi muncul pertama di Wuhan, Cina, akhir tahun lalu. Angka kematian sebanyak 3.417 orang Indonesia per hari ini menjadi bagian dari kematian 549.900 orang di dunia. Kematian terbesar juga disumbang Amerika Serikat dengan 132.309 orang, lalu Brasil (67.964) dan Inggris (44.602).
Bersamaan dengan perkembangan angka-angka itu, Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan membuka kemungkinan untuk potensi penularan virus corona itu melalui udara. Sebelumnya WHO hanya merekomendasikan pencegahan penularan virus itu yang melalui droplet atau cipratan dari saluran pernapasan orang yang sudah terinfeksi di tengah masyarakat.