Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Profil Gunung Dukono di Maluku Utara yang Meletus dan Memuntahkan Abu Setinggi 550 Meter

Gunung Dukono merupakan yang paling muda dan masih aktif di antara gunung api lainnya yang tidak aktif yang tumbuh di suatu zona depresi vulkanik.

8 Oktober 2023 | 14.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Aktivita Gunung Dukono yang mengeluarkan Abu Vulkanik Minggu 15 Januari 2017. Foto: Pos Pemantauan Gunung Api Dukono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan telah terjadi letusan Gunung Dukono di Maluku Utara. Dilansir dari Antaranews, letusan ini memuntahkan abu kira-kira setinggi 550 meter dari kawah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Petugas Pos Pengamatan Gunung Dukono Bambang Sugiono mengatakan bahwa erupsi terjadi pada Sabtu, 7 Oktober 2023 pukul 06.25 WIT.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kolom abu teramati berwarna putih, kelabu, hingga hitam dengan intensitas tebal condong ke arah timur,” kata dia.

Ia juga menambahkan saat ini letusan dari Gunung Dukono belum mengancam aktivitas penduduk setempat. Jarak dari pemukiman terdekat dengan puncak gunung sekitar 11 kilometer. Saat ini Gunung Dukono berada pada status level II atau waspada.

Oleh karena itu, PVMBG merekomendasikan masyarakat sekitar agar tak mendaki atau mendekati Kawah Malupang Warirang dalam radius dua kilometer. Selain itu masyarakat dianjurkan untuk menyediakan masker penutup hidung dan mulut guna menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan.

Profil Gunung Dukono

Mengutip dari jurnal Karakteristik Erupsi dan Potensi Bahaya Gunung Dukono, Halmahera, Maluku Utara, Gunung Dukono berada di bagian utara pulau Halmahera, yang merupakan bagian dari kepulauan Maluku Utara, Indonesia.

Gunung api ini merupakan yang paling muda dan masih aktif di antara gunung api lainnya yang sudah tidak aktif yang tumbuh dalam suatu zona depresi vulkanik. Memiliki karakteristik erupsi bersifat eksplosif dan efusif yang menghasilkan abu, lontaran batu pijar, aliran piroklastika, dan aliran lava.

Dalam catatan sejarah kegiatannya Gunung Dukono pernah mengalami letusan cukup besar di antaranya terjadi pada tahun 1550 dan 1933 yang mengakibatkan banyak daerah di sekitarnya rusak. Ketika letusan Gunung Dukono tahun 1550 ini mengakibatkan Gunung Mamuya yang berjarak 10 kilometer di sebelah utara Gunung Dukono, sebelumnya dipisahkan oleh selat, menjadi bersatu dengan Pulau Halmahera. Ini akibat letusannya berupa aliran lava dan mungkin juga aliran piroklastika.

Sejak tahun 1550 sampai 1978 paling sedikit telah terjadi 12 kali erupsi Gunung Dukono. Letusan-letusan kecil sering terjadi sejak 1980 sampai beberapa tahun terakhir ini. Suara dentuman dan erupsi abu produk Gunung Dukono sering terdengar dan melanda daerah Tobelo dan Galela.

Meskipun kondisi di sekitar Gunung Dukono sangat berbahaya karena aktivitas vulkaniknya, daerah ini adalah rumah bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang telah beradaptasi dengan lingkungan yang sulit. Hutan-hutan di lereng gunung adalah tempat tinggal bagi sejumlah burung endemik, kupu-kupu, dan mamalia kecil.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus