Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

PVMBG Menaikkan Status Gunung Kelimutu di NTT Menjadi Waspada

Kenaikan tingkat aktivitas Gunung Kelimutu terhitung mulai Jumat, 24 Mei 2024, pukul 13.00 WITA.

24 Mei 2024 | 17.29 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Endapan belerang terlihat mengambang di atas air danau Kawah I Gunung Kelimutu di Nusa Tenggara Timur. (ANTARA/HO-PVMBG)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengumumkan kenaikan status Gunung Kelimutu yang berada di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), dari sebelumnya Normal kini menjadi Waspada atau Level II.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan kenaikan tingkat aktivitas itu terhitung mulai hari ini pukul 13.00 WITA. "Masyarakat atau pengunjung di sekitar Gunung Kelimutu agar tidak berada di sekitar area kawah dalam radius 250 meter dari tepi kawah," ujarnya sebagaimana dikutip Antara, Jumat, 24 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gunung Kelimutu merupakan gunung api tipe strato dengan ketinggian 1.384,5 meter di atas permukaan laut (mdpl). PVMBG melakukan pengamatan secara visual dan instrumental dari pos pengamatan yang berada di Kampung Kolorongo, Desa Koa Nora, Kabupaten Ende.

Gunung Kelimutu memiliki tiga danau kawah, yaitu Kawah I (Tiwu Ata Polo), Kawah 2 (Tiwu Koofai Nuwamuri), dan Kawah 3 (Tiwu Ata Bupu). Pada 1-23 Mei 2024 Gunung Kelimutu terlihat jelas hingga tertutup kabut. PVMBG mengamati asap kawah utama berwarna putih dan intensitas tipis dengan ketinggian berkisar 5 sampai 25 meter dari puncak.

Hendra mengatakan ada konsistensi perubahan warna yang semakin nyata pada permukaan Kawah I dan II. Pada 17 Mei 2024 air Kawah I mengalami perubahan dari berwarna hijau menjadi hijau tua, teramati dua titik bualan air di atas permukaan air danau kawah di sebelah timur laut, bau gas belerang tercium lemah. Suhu air danau kawah terukur 23 derajat Celsius.

Pada 22 Mei 2024 air danau Kawah I berubah warna menjadi cokelat kehitaman dengan suhu air danau 21 derajat Celsius. Sedangkan, Kawah II pada 17 Mei 2024 warna air danau kawah masih berwarna biru muda. Endapan belerang berwarna kuning keemasan bertebaran di atas permukaan air danau kawah hingga ke sebelah timur, tenggara, barat laut, utara, dan timur laut. Suhu air danau kawah sebesar 22 derajat Celsius.

Pada 23 Mei 2024 air danau Kawah II berwarna biru muda sama seperti pemeriksaan sebelumnya, teramati endapan belerang berwarna kuning bertebaran di atas permukaan air danau kawah menutupi bagian tengah, hingga sebelah utara, timur, selatan, dan barat. Suhu air danau kawah 24 derajat Celcius.

Arus putaran endapan belerang terlihat muncul di sebelah selatan permukaan air danau kawah. Bau gas belerang tercium lemah dan asap kawah nihil.

Kemudian pengamatan kegempaan selama periode 1 sampai 23 Mei 2024 tercatat ada satu kali gempa vulkanik dangkal, 77 kali gempa vulkanik dalam, 30 kali gempa tektonik lokal, dan 85 kali gempa tektonik jauh.

Sedangkan data pengukuran amplitudo seismik real-time (RSAM) juga menunjukkan peningkatan meskipun tidak signifikan. Gempa-gempa yang terekam mengindikasikan terjadinya suplai magma ke permukaan.

"Data pemantauan baik secara visual maupun instrumental menunjukkan perubahan yang signifikan baik dari perubahan warna air danau Kawah I, maupun kenampakan dan sebaran dari belerang di permukaan air danau Kawah II yang semakin intensif," papar Hendra.

Lebih lanjut dia menyampaikan pengamatan visual mengindikasikan terjadinya pelarutan batuan pada Kawah I dan naiknya fluida magmatik ke permukaan yang ditunjukkan dari peningkatan suhu air danau Kawah II.

Kemudian perluasan sebaran endapan belerang di permukaan air danau Kawah II menunjukkan peningkatan aktivitas sistem magmatik-hidrotermal yang ada di bawahnya. "Perubahan warna air danau kawah dan sebaran belerang yang intensif didukung oleh peningkatan kegempaan mengindikasikan terjadinya suplai magma ke permukaan," kata Hendra.

Saat ini Gunung Kelimutu memiliki potensi bahaya berupa erupsi freatik dan magmatik yang menghasilkan lontaran material dalam radius 250 meter. Hujan abu dapat terjadi dengan jarak dan intensitas tergantung pada arah dan kecepatan angin.

PVMBG mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Kelimutu agar tetap tenang, tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak bertanggung jawab mengenai aktivitas Gunung Kelimutu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus