Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Sampah, antara listrik dan kanker

Pembakaran sampah menghasilkan dioksin yang menyebabkan kanker. tapi tungku bridgeport di connecticut, as, menghasilkan tenaga listrik. teknologi modern ini belum dimanfaatkan di kota-kota indonesia.

27 Agustus 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SAMPAH yang dibakar menghasilkan uap superpanas. Lalu uap itu disalurkan ke turbin yang mengalirkan 60 megawatt listrik. Itu di Amerika Serikat. Lain di Indonesia. "Teknologinya sudah diketahui, tetapi belum ada yang memanfaatkannya," kata Profesor T.M. Soelaiman pada Hedy Susanto dari TEMPO. Menurut kepala Laboratorium Konversi Energi Listrik Departemen Teknik Elektro ITB itu, di negeri ini sampah dibuang malah bercampur sembarangan. Sementara itu, di AS pembuangannya telah dipilah-pilah, karena itu gampang dimanfaatkan -- seperti sampah sayuran sendiri, sisa kertas sendiri. Kendati begitu, masih juga muncul kritik. Pembakaran sampah, katanya, menghasilkan dioksin yang menyebabkan kanker. Sampah itu polusi. Membakar sampah bahkan membikin polusi. Tapi masih banyak petugas kota getol membakar sampah, kendati teknologinya sudah canggih. Dan gara-gara itu, rencana bahwa di New York akan dibangun 5 pembakar yang bcrskala besar tertunda, padahal kapasitasnya membakar 3 ribu ton sampah sehari. Ahli lingkungan ngotot. Mereka mengungkit: pembakaran itu menghasilkan dioksin SO2. Sekecil apa pun zat beracun tersebut, menurut Departemen Perlindungan Lingkungan Hidup di Connecticut, akan menimbulkan kanker bagi penghirupnya. Pimpinan pabrik Bridgeport di Connecticut kemudian berjanji mengumumkan tes terhadap dioksin dari tungku pembakar sampah yang mutakhir. Tungku tadi berbeda dengan kebanyakan yang sudah ada di AS, yang umumnya masih berlisensi Jerman dan Swiss itu. Pembakaran Bridgeport (sehari mengunyah 2.250 ton sampah) lain dari yang lain, Semua jenis sampah, tanpa dipilah, dibakar. Kemudian gasnya dibersihkan agar tak beracun. Sampah yang diangkut dengan truk itu, setelah diperam ke ruangan khusus, kemudian disorong ke sebuah lubang, lalu diangkat dan kembali dimasukkan ke tungku pembakaran. Di tungku inilah, tulis Jon R. Luoma di rubrik mengenai lingkungan di harian The New York Times awal Agustus ini, sampah dibakar 45 menit pada suhu 2.500 C. Temperatur tinggi itu melumatkan berbagai bahan kimia organik yang mudah menguap -- plus beberapa obat penghancur dan Polychlorinated biphenyls. Desain Bridgeport dimutakhirkan lagi, sehingga menghasilkan energi. Sebuah turbin dihubungkan pada tungku pembakaran dengan pipa untuk mengalirkan uap superpanas. Turbin itu, secara elektris, menghasilkan 60 megawatt listrik. Listrik ini dijual oleh United Illuminating Company. Hasil itu kemudian dipakai lagi untuk membiayai operasional pembakaran sampah. Masih ada untung. Pembakaran serupa bahkan menghasilkan uap yang menghangatkan 500 bangunan di Baltimore, bila musim dingin. Dan ini menambah daya listrik. Tungku pembakaran Bridgeport juga dilengkapi pengontrol gas asam maupun partikel-partikel yang dihasilkan darl pembakaran, termasuk dioksin. Di pipa pembuangan gas, hasil pembakaran itu disapu dengan menyemprotkan komponen kalsium. Hasilnya: zat-zat yang akan jatuh ke dasar sebuah perangkat itu mirip sikat besar yang kering. Penyapu berikutnya dari serangkaian bangunan filter -- seperti kantung penyedot debu alias vacuum cleaner mengisap semua partikel tersebut. Dan sisa terakhir yang keluar dari cerobong asapnya sudah aman dari bahaya. "Ini sistem pengawasan yang paling layak diandalkan," kata Ronald Broglio. Ia direktur teknologi pada Sistem Lingkungan Hidup Wheelabrator, yang membangun dan menjalankan pembakaran Bridgeport itu. Empat bulan lalu dijelaskan bahwa dioksin yang keluar dari 3 tungku milik perusahaan itu amat kecil: sepersepuluh juta gram per meter kubik udara. Departemen Perlindungan Lingkungan Hidup Connecticut bahkan percaya bahwa kadar dioksin itu masih bisa ditekan seribu kali lebih rendah. Jika ini dilaksanakan, maka bahaya yang disambar kanker diperkirakan cuma seorang di antara sejuta kepala. Kini hasil penelitian Bridgeport itu ditunggu. Lembaga Proteksi Lingkungan Hidup (EPA) menyoroti risiko dioksin dan menekankan ekstraketat mengawasi tungkil pembakaran tersebut. Beberapa spesialis lingkungan di AS juga mengingatkan: betapapun sedikitnya racun yang lolos dari tungku pembakaran, itu tetap mengancam manusia. Ada studi di New York yang menjelaskan pengaruh dioksin yang terbang bersama angin itu lalu menghadiahkan kanker. Di samping itu, kemungkinan keracunan dioksin, dan lebih gawat, gampang terhadap mereka yang usianya di atas 70 tahun. Jadi, masih selalu ada risiko dari abu yang beterbangan. "Tak ada lagi pertanyaan tentang limbah abu tungku pembakaran," kata seorang di antara kelompok periset di New York itu. Bila abu pembakaran ditimbun, maka akibatnya bakal merusakkan struktur tanah. Tapi kelompok ini mendukung cara yang pernah dilakukan di masa Perang Dunia 11: mengubur sampah dengan memisah menurut jenisnya. Sebaliknya, menurut Dr. Hershkowitz, seorang konsultan lingkungan hldup, menggunakan tungku pembakar sebenarnya memang bagus, asal mengawasi hasil pembakarannya tak kepalang tanggung. Contoh pembakaran di Albany justru memprodyksi dioksin 160 kali lebih gawat. Padahal, aparat setempat termehek-mehek, ketat mengawasinya. Suhardjo Hs.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus