Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Serukan Tobat Ekologis, Ini Arti Gagasan yang Disampaikan Cak Imin Saat Debat Cawapres

Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengajak seluruh capres-cawapres dan masyarakat lakukan tobat ekologis. Ini artinya.

23 Januari 2024 | 09.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar menyampaikan pandangannya saat Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu, 21 Januari 2024. ANTARA/M Risyal Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut satu Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyerukan tobat ekologis pada debat cawapres Pilpres 2024 putaran keempat di Jakarta Convention Center (JCC), Ahad, 21 Januari 2024. Musababnya, bencana ekologis dan kerusakan alam makin sering terjadi karena ulah manusia.

"Saya hanya mengajak Pak Prabowo, Pak Gibran, Pak Mahfud, Pak Ganjar, saya, Mas Anies, dan siapa pun sama-sama tobat ekologis," ujar Cak Imin dalam pernyataan penutupnya.

Cak Imin juga menekankan bahwa pertobatan ekologis harus dimulai dari aspek etika. Ia mengajak untuk mematuhi aturan, menghindari perilaku ugal-ugalan, dan menjunjung tinggi etika lingkungan dan etika pembangunan. Ini merupakan langkah awal dalam pertobatan ekologis.

Menanggapi tobat ekologis yang diserukan Cak Imin tersebut. Lantas, apa itu tobat ekologis?

Dikutip dari jurnal "Pertobatan Ekologis Menurut Ensiklik Laudato Si dalam Menanggapi Persoalan Kerusakan Hutan di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat", tobat ekologis atau pertobatan ekologis adalah aksi global untuk menyelamatkan lingkungan. Tobat ekologis dipopulerkan Paus Fransiskus melalui Ensiklik Laudato si' pada 24 Mei 2015.

Melalui Ensiklik Laudato Si, Paus Fransiskus mengajak seluruh umat manusia memandang alam sebagai karya ciptaan Tuhan yang harus dijaga dan dihormati. Sebelumnya, Ensiklik Laudato Si adalah satu surat pastoral Paus Fransiskus yang fokus pada isu-isu lingkungan hidup, tentang tanggung jawab ekologi. Ini merupakan upaya-upaya pastoral yang harus dilakukan untuk atasi krisis-krisis ekologi,"

Dalam ensiklik Laudato Si disampaikan krisis ekologi berpotensi menyebabkan krisis kemanusiaan lainnya, termasuk ketidakadilan. Penyebab utama krisis ekologi adalah egosentrisme manusia. Oleh karenanya, Ensiklik Laudato Si disebut juga sebagai obat penawar yang dianjurkan oleh gereja terkait persoalan ekologis.

Tema pertobatan ekologis terletak pada bab terakhir ensiklik, dijelaskan dalam enam nomor, yakni dari nomor 216 hingga 221. Tema ini menyajikan tawaran gereja guna membangun hubungan yang harmonis dengan alam semesta.

Misalnya, pada poin ke-217 Ensiklik Laudato si', Paus Fransiskus menyerukan "tobat ekologis" sebagai pertobatan pribadi di tengah kondisi krisis ekologis. Tobat ekologis disebutnya sebagai salah satu langkah mengembangkan tindakan umat dalam mengatasi masalah-masalah duniawi sebagai persembahan kepada tuhan.

Seruan Paus Fransiskus ini mengajak semua orang agar menata kembali dunia yang  telah dirusakkannya. Menurutnya, orang tidak dapat membangun masa depan hanya memikirkan diri sendiri tanpa mempertimbangkan krisis lingkungan dan penderitaan orang-orang yang miskin. Kendati demikian, ajakan Paus Fransiskus  tidak  hanya ditujukan kepada orang-orang Kristen, melainkan semua orang.

Dikutip dari repository.unika.ac.id, pertobatan ekologis tersebut dipertegas pada paragraf ke-71, dimana Paus terinspirasi dari kitab imamat. Adapun isinya menjelaskan "Perlu adanya keseimbangan antara manusia dan alam sehingga harus ada jeda untuk alam beristirahat dari kegiatan manusia terlebih kegiatan yang memberikan dampak buruk terhadapnya seperti penggunaan kendaraan bermotor yang mencemari udara, pembangunan yang tidak memperhatikan keberlanjutan, pengambilan sumber daya alam tanpa kendali".

Dalam penerapannya, pertobatan ekologis tidak cukup dilakukan secara individu tetapi harus secara komunal. Hal ini dijelaskan pada paragraf ke-21952, yakni pertobatan ekologis harus dilakukan adalah menumbuhkan semangat perlindungan yang murah hati dan penuh kelembutan bagi manusia dan ciptaan-ciptaan lain yang kondisinya rentan.

Sebagai informasi, ekologi dapat diartikan sebagai hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Dikutip dari bakai.uma.ac.id, ekologi diperkenalkan oleh seorang ahli biologi dari Jerman yang bernama Ernst Heinrich Philipp August Haeckel atau biasa dikenal sebagai Ernst Haeckel.

Dikutip dari binus.ac.id, krisis ekologi disebabkan karena tiga hal, yakni sesatnya cara berpikir, tidak adanya rasa empati, dan buruknya tingkah laku manusia terhadap alam. Contohnya, pada tataran cara berpikir orang cenderung melihat alam sebagai alat untuk meraup keuntungan.

Di Indonesia, krisis ekologi disebabkan karena dominasi cara pikir despotic view, dimana manusia terjebak dalam paham antroposentrik memandang alam sebagai alat. Alam tidak dilihat sebagai roh kehidupan, melainkan instrumen untuk keuntungan pribadi. Sehingga manusia melakukan pengingkaran dan penyangkalan eksistensi.

Pilihan Editor: Debat Kedua Cawapres Cak Imin Ajak Tobat Ekologis: Ojo Sak Karepe Dewe

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus